Di sebuah desa di tenggara India, seorang bocah laki-laki bernama Samarth menjadi pembicaraan di media lokal karena "bersahabat" dengan kawanan monyet liar.
Dalam sebuah video, tampak anak laki-laki berusia sekitar setahun itu iseng mencolek tubuh teman beda spesiesnya—sekelompok monyet langur abu-abu, yang populasinya cukup besar di wilayah tersebut.
Mereka juga tampak duduk bersama, berbagi roti, dan bermain-main. Samarth menarik pelan ekor monyet dan mengejar mereka. Pada gilirannya, monyet-monyet itu melompat-lompat, mengejarnya kembali. Sekilas, mereka tampak seperti sekelompok anak manusia yang sedang bermain bersama.
Media lokal menggambarkan interaksi Samarth dan monyet langur abu-abu sebagai "persahabatan luar biasa antara manusia dan monyet".
Ini bukanlah satu-satunya kisah manusia yang menjalin ikatan pertemanan dengan kerabat liar kita.
April lalu, seorang anak perempuan ditemukan telanjang dan sendirian di tengah hutan. Penyebar kabar awal keliru melaporkan bahwa dia telah dibesarkan oleh sekelompok monyet. Namun, terlepas dari kesalahan yang dipublikan secara luas, orang-orang banyak yang berspekulasi tentang kemungkinan interaksi semacam itu.
Perdebatan serupa juga muncul pada tahun 2016, ketika anak laki-laki terjatuh ke kandang gorila bernama Harambe.
Dalam kedua kasus tersebut, orang-orang ingin percaya bahwa primata mungkin mau membantu manusia yang membutuhkan pertolongan. Namun, bagaimana sebenarnya jika dilihat dari sudut pandang biologi?
Pandangan para ahli
Memang benar, bahwa monyet adalah kerabat biologis jauh kita, kata para ahli, namun kemungkinan besar mereka tidak memandang kita seperti itu.
"Kenyataannya, hewan-hewan ini sangat oportunistik," kata Luisa Arnedo, staf senior National Geographic Society, yang mendapatkan gelar PhD di bidang penelitian primata.
Manusia, seperti halnya anak laki-laki dalam video di atas, sering mendekati monyet-monyet di daerah tersebut dengan membawa makanan. Arnendo menjelaskan bahwa spesies monyet itu cenderung sangat sosial. Mereka hidup dalam kelompok yang terdiri hingga 15 individu. Kawanannya sering memiliki jumlah individu remaja yang cukup banyak. Selain itu, sangat umum bagi indivu di dalam kelompok untuk mengekspresikan empati ke satu sama lain.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR