Temuan Ini disebut dengan peroksida kalsium silikat, dan tanpa selubung keras seperti berlian, ilmuwan tidak pernah bisa membuatnya stabil di permukaan bumi.
"Kami benar-benar tidak tahu kami akan menemukannya," kata Graham Pearson, seorang profesor di University of Alberta dan seorang penulis di sebuah makalah alam baru yang merinci penemuannya.
"Kebanyakan ilmuwan akan mengatakan bahwa Anda tidak akan pernah menemukannya di permukaan bumi," tambahnya. Hal ini terjadi karena ketika mineral naik ke permukaan, sedikit tekanan diberikan padanya dan ikatan karbonnya ditata ulang. Para ilmuwan memperkirakan mineral tersebut adalah mineral yang paling banyak keempat di Bumi, namun mereka tidak pernah dapat mengamati substansi ini di permukaan.
Baca juga: Kehidupan Berumur 50.000 Tahun Ditemukan di Gua Kristal
Versi lain dari peroksida kalsium silikat telah ditemukan pada apa yang disebut "bentuk tekanan medium" pada berlian lainnya, namun ini adalah pertama kalinya ia menemukan jenis mineral yang berada pada ratusan mil dibawah permukaan bumi.
Berbeda dengan mineral sebelumnya, berlian ini memiliki ikatan karbon yang lebih sulit dipisahkan dan diatur ulang. Hal ini membuat material menjadi saluran yang sempurna untuk mempelajari materi yang tertanam jauh di dalam permukaan bumi.
Saluran ke Sumber
Pearson, bersama dengan ilmuwan dari universitas di Kanada, Inggris, dan Afrika Selatan, telah mempelajari berlian asal Tambang Cullinan yang terkenal di Afrika Selatan. Sebelum menemukan mineral, tambang itu dikenal sebagai asal berlian besar yang saat ini berada di British Crown Jewels.
"Kami memiliki sebuah rencana untuk mengumpulkan informasi dengan melihat langsung ke dalam," kata Pearson.
Berlian yang mengandung peroksida kalsium silikat ini ditemukan kurang dari satu mil di bawah permukaan, namun Pearson mengatakan bahwa kemungkinan berlian ini berasal dari kedalaman lebih dari 400 mil.
Pada kedalaman tersebut, berlian dapat menahan tekanan sebesar 240.000 atmosfer bumi. Jenis berlian yang sering kita temukan pada perhiasan biasanya tidak ditemukan pada kedalaman lebih dari 100 mil di bawah permukaan.
Baca juga: Bagaimana Perubahan Iklim Memengaruhi Kehidupan Perempuan?
"Kami memiliki gambaran tentang apa yang kita pikirkan di sana, tapi tidak ada yang seperti memiliki sepotong bahan ini di tangan Anda," ujar Pearson.
Pearson mengatakan bahwa para ilmuwan dapat menggunakan temuan tersebut untuk memahami bagaimana siklus karbon dari permukaan bumi ke inti bumi dan kembali lagi dalam bentuk aktivitas geologi seperti gunung berapi.
"Silikat khusus dan karbon ini awalnya berada pada permukaan bumi sebagai kerak laut," katanya. "Ketika berlian jatuh ke dalam mantel bumi, berlian ini terus berubah menjadi fase mineral dengan tekanan tinggi dan lebih tinggi lagi."
Apa yang Diharapkan Dari Ketahanan Berlian?
Kalsium silikat perovskit bukanlah penemuan geologi pertama yang tersembunyi dalam berlian.
Pada tahun 2014, Pearson dan sekelompok peneliti pertambangan berlian di Brasil menemukan bukti mineral kaya air yang disebut ringwoodite.
Dalam penelitian tentang mineral tersebut, ilmuwan menemukan 1,5 persen air. Penemuan ini menunjukkan bahwa ada waduk air besar yang berada di antara zona transisi Bumi –– di bawah permukaan, dan lapisan bawah.
Tim peneliti berencana untuk terus tetap menambang berlian, dan Pearson mengatakan bahwa mereka sedang berupaya untuk mendiagnosis usia berlian itu. Mereka punya beberapa pekerjaan di depan, karena perkiraan saat ini menempatkannya di tempat dari "cukup muda hingga satu miliar tahun," kata para ilmuwan.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR