Nationalgeographic.co.id - Bagi Yakuza, tato merupakan suatu identitas yang mengandung makna tertentu bagi anggotanya. Tidak hanya Yakuza, ternyata para pelaku kriminal di Rusia memiliki hal yang serupa. Dalam buku Thief In Law, karya M.G Bullen, menceritakan tentang tato yang digunakan oleh pelaku kriminal di Rusia.
Tato sudah terlebih dahulu dikenal oleh para pelaut Inggris dibanding orang-orang Rusia. Diperkirakan sejak akhir tahun 1700-an, para Angkatan Laut Kerajaan sudah mendekorasi tubuhnya menggunakan tato. Perang Anglo-Rusia tahun 1807-1812 adalah salah satu peristiwa yang mengenalkan tato kepada orang-orang Rusia.
Pada tahun 1808 tujuh kapal milik Wakil Laksamana Senyavin dan satu fregat ditangkap oleh Inggris dan diamankan ke daerah Portsmouth. Mereka ditawan selama satu tahun dan diizinkan untuk kembali ke tanah Rusia pada Agustus 1809.
"Bagi ratusan orang armada Rusia, pemenjaraan di tanah air Angkatan Laut Kerajaan mungkin merupakan awal pengenalan mereka terhadap tradisi tato angkatan laut," ujar Bullen.
Baca Juga: Generasi Putin, Bagaimana Remaja Rusia Memandang Presiden Mereka?
Pada pertengahan abad ke-19, pencuri, orang yang kabur dari penjara, dan para pekerja paksa, mendapatkan cap di wajahnya agar status buruk mereka kentara di masyarakat. Secara permanen tiap-tiap huruf ditempatkan pada pipi kanan, dahi, dan pipi kiri, dengan kata-kata VOR (pencuri) atau KAT (katorzhink—narapidana kerja paksa), "melalui tanda tersebut, seseorang selamanya akan menjadi orang buangan dan tidak pernah bisa menyembunyikan pelanggaran masa lalunya," ujar Bullen.
Abad ke-20, tato telah menjadi sesuatu yang lazim di kalangan para penjahat Rusia, bahkan pada era 1990-an praktik ini semakin meluas. Layaknya Yakuza di Jepang, Vory-v-Zakone sebuah organisasi kriminal terkemuka di Rusia juga menghias tubuhnya dengan tato untuk tujuan tertentu.
Menurut Bullen Hal ini menjadi suatu cara untuk menunjukkan perlawanan seseorang atas kekuatan soviet, "desain anti-Stalin dan anti-Soviet mulai muncul, menjadi salah satu dari sedikit cara seseorang untuk menunjukan penentangannya."
Setiap tato akan memiliki beberapa simbolisme spesifik yang mendefinisikan tindakan yang telah dilakukan oleh pemakainya, kedudukan mereka di dunia kriminal, tempat mereka dipenjara, dan kepercayaan yang menentukan hidup mereka. Bahkan setiap detail kecil yang diubah, dapat membelokan makna tato tersebut.
Baca Juga: Buckie sampai Dietzel, Orang-Orang yang Mempopulerkan Tato Modern
Tato juga menjadi cara untuk menghukum seseorang di balik jeruji penjara. Bagi narapidana yang dianggap sebagai musuh, dirinya akan mendapat tato paksaan oleh para tahanan yang berkuasa, berfungsi untuk mempermalukan dan memperingatkan tahanan lain terhadapnya.
orang yang memiliki tato hukuman tersebut, akan menjalani kehidupan bak budak di dalam penjara. Mereka dipaksa untuk tidur di lantai bawah ranjang, serta mereka harus menggunakan mangkuk, peralatan, dan fasilitas cuci yang terpisah.
Bagi para kaum wanita, mereka menato diri mereka sendiri mengikuti rekan laki-lakinya di penjara. "Tato yang diadopsi wanita memiliki lebih sedikit kode rahasia dan biasanya didasarkan pada sentimentalitas, tragedi kehidupan, dan cinta," ungkap Bullen.
Menurut Bullen, tato hukuman serupa masih berjalan hingga saat ini, seringkali ditempatkan di wajah, punggung, tangan, atau bokong. Kendati demikian, tidak sedikit anak-anak muda yang menghias tubuhnya dengan tato tanpa menjadi seorang kriminal.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR