Segera setelah kematian Marcellus yang terlalu dini, Augustus beralih ke Agrippa, menikahkan teman terdekatnya dengan Julia. Kedua pria tersebut mendapat untung dari pernikahan itu. Posisi Agrippa yang sudah kuat semakin dikonsolidasikan karena secara resmi menjadi bagian dari keluarga kekaisaran. Pada Agrippa, Augustus menemukan rekan penguasa yang kuat dan setia.
Yang paling penting, persatuan antara teman dan putrinya meringankan kekhawatiran Augustus soal penerus. Agrippa dan Julia memiliki lima anak, tiga di antaranya laki-laki — semua calon pewaris takhta. Kaisar mengadopsi Gayus dan Lucius, merawat cucu-cucunya sejak usia dini untuk dipersiapkan menjadi kaisar.
Namun, kedua bocah itu terlalu muda untuk mengambil posisi politik atau militer, yang dibutuhkan untuk tahta. Karena itu, Augustus beralih ke kerabatnya yang lebih dewasa. Istri ketiganya, Livia, memiliki dua putra dari pernikahan sebelumnya.
Baca Juga: Persyaratan Jadi Pelayan Kaisar Romawi Elagabalus, Punya 'Organ' Besar
Baca Juga: Mengenal Messalina, Istri Kaisar Romawi Claudius yang Hobi Selingkuh
Baca Juga: Alasan Aneh di Balik Pembunuhan Kaisar-kaisar Romawi Kuno
Tiberius dan Drusus telah menjadi jenderal yang kompeten, mereka memainkan peran utama dalam ekspansi Augustan di Eropa barat laut.
Dengan semua calon yang potensial, semua berpikiran bahwa orang-orang itu akan bertahan hidup lebih lama dari kaisar yang lemah.
Kemudian pada 12 SM, Agrippa yang baru berusia 50 tahun tiba-tiba meninggal. Tidak berhenti sampai di sana, kedua ahli waris kesayangannya meninggal karena sakit dan terluka di pertempuran.
Sekali lagi, Augustus dihadapkan pada masalah ahli waris. Bahkan siatuasinya lebih pelik karena usianya yang semakin lanjut.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR