Nationalgeographic.co.id—Marcus Cocceius Nerva adalah putra seorang pengacara Romawi yang kaya dan memiliki darah bangsawan Italia. Ia lahir di desa Narni (Umbria) tidak jauh dari kota Roma, pada tanggal 8 November 30 Masehi.
Sebagaimana para anggota keluarganya yang berhasil memegang jabatan tinggi di Republik dan kemudian di awal Kekaisaran Romawi, Nerva juga hidup seperti yang diharapkan dalam keluarganya. Terlepas dari kerusuhan yang terjadi di masyarakat Romawi, Nerva menjadi pejabat yang selalu berhasil mendapatkan jabatan tinggi.
Nerva membantu Kaisar Nero (memerintah 54–68 Masehi) melawan konspirasi Piso pada tahun 65. Konspirasi ini adalah rencana pembunuhan Kaisar Nero yang diorganisir oleh banyak konspirator dan dipimpin oleh Gaius Calpurnius Piso.
Gaius adalah seorang negarawan dan orator Romawi terkemuka yang bermaksud membunuh Nero, atas dasar ketidakpuasan terhadap perintah sang diktator Nero dan pemerintahannya. ketidakpuasan ini tumbuh di antara kelas penguasa negara Romawi dengan kepemimpinan Nero yang semakin despotik.
Pada akhirnya, konspirasi tersebut terdeteksi dan gagal dilakukan. Para konspirator ditangkap. Mereka diperintahkan oleh Nero untuk bunuh diri. Banyak orang lainnya dibunuh, diasingkan, atau direndahkan.
Baca Juga: Septimius Severus: Bagaimana Orang Afrika Bisa Menjadi Kaisar Romawi?
Apa sebenarnya keterlibatan Nerva dalam mendeteksi rencana makar tersebut tidak diketahui secara detail. Namun, sebagai imbalannya, ia menerima sesuatu yang disebut dekorasi kemenangan (terutama diperuntukkan bagi kemenangan militer).
Menurut Cassius Dio (155-235), seorang negarawan Romawi dan sejarawan asal Yunani dan Romawi, para konspirator mendekati Nerva sebagai calon penerus sebelum pembunuhan Kaisar Nero. Hal ini kemudian membuat Nerva tahu rencana makar tersebut.
Dikutip dari Ancient Pages, Nerva memilih tidak membahayakan kariernya karena persahabatannya dengan Nero. Keberhasilan politiknya pada akhirnya ditentukan ketika ia mengambil jabatan konsul pada masa pemerintahan Vespasianus pada tahun 71 dan kemudian berbagi konsul biasa dengan Domitianus pada tahun 90, yang sangat bermanfaat.
Dia telah terbukti sebagai negarawan yang cakap, yang memiliki koneksi politik dan kemampuan untuk bernegosiasi. Ketika pembunuhan Domitianus diketahui, senat bertindak cepat dan menyatakan Marcus Cocceius Nerva menjadi kaisar di usia 66 tahun. Dia adalah kandidat ideal karena memiliki karier yang sempurna sebagai pejabat yang toleran dan cakap.
Ingin mendapatkan dukungan yang lebih besar dari para senator, Nerva secara resmi mengumumkan bahwa tidak ada senator yang akan dihukum mati selama dia masih menjabat. Dia menyerukan diakhirinya pengadilan berdasarkan pengkhianatan, membebaskan mereka yang telah dipenjara di bawah tuduhan ini, dan memberikan amnesti kepada banyak orang yang telah diasingkan. Ini adalah alasan utama kebencian Senat terhadap mantan Kaisar, Domitianus.
Baca Juga: Kaisar Romawi Commodus: Penguasa Korup yang Suka Membunuh Orang Cacat
Pada awalnya, Nerva memerintahkan agar semua patung dan koin dengan gambar Domitianus dilebur, dan namanya dihapus dari semua dokumen negara. Selain mendapat dukungan Senat, Nerva juga harus memenangkan dukungan rakyat Romawi.
Oleh karena itu, ia memberikan uang kepada rakyat dan tentara. Ia memberikan hadiah uang tunai kepada warga sebanyak 75 dinar per kepala dan kepada para prajurit Pengawal Praetorian menerima sebanyak 5.000 dinar per orang.
Untuk para warga yang termiskin, Nerva memberikan jatah tanah senilai hingga 60 juta sestertius. Dia juga membebaskan para orang tua dan anak-anak mereka dari pajak warisan 5%, dan dia memberikan pinjaman kepada para pemilik tanah Italia dengan syarat mereka membayar bunga 5% ke kotamadya mereka untuk mendukung anak-anak dari keluarga yang membutuhkan. Prosedur kebijakan Nerva ini kemudian diperluas oleh Trajan, Antoninus Pius, dan Marcus Aurelius.
Nerva berhasil mendirikan Dinasti Nervan - Antonian yang tahan lama. Ini adalah dinasti kuat dari tujuh Kaisar Romawi yang memerintah Kekaisaran Romawi dari tahun 96 hingga 192 Masehi. Ketujuh kaisar yang dimaksud adalah Nerva (memerintah 96–98 M), Trajan (98–117), Hadrian (117–138), Antoninus Pius (138–161), dan Marcus Aurelius (161–180), Lucius Verus (161-169) dan Commodus (177-192).
Lima yang pertama dari mereka umumnya dikenal sebagai "Lima Kaisar yang Baik". Mereka merupakan penguasa yang baik hati, yang menunjukkan keadilan, menahan diri dalam tindakan mereka, dan menghasilkan periode stabilitas terbesar Kekaisaran.
Baca Juga: Elagabalus: Kaisar Romawi yang Dibenci, Mati Dibunuh dan Dimutilasi
Nerva sendiri hanya memerintah selama lima belas bulan sehingga dia tidak memulai banyak inisiatif proyek infrasstruktur publik baru. Dia hanya berfokus menyelesaikan proyek-proyek yang sudah diprakarsai oleh pendahulunya, seperti pembangunan forum yang dimulai di bawah Domitian dan kemudian disebut Forum Nerva. Selain itu, dia juga memperluas jaringan saluran air baru.
Tahu bahwa kondisi tubuhnya semakin lemah dan usianya semakin tua serta adanya kemungkinan rencana pembunuhan terhadap dirinya, Nerva kemudian mengadopsi Trajan yang saat itu berusia sekitar empat puluh tahun. Trajan pernah memimpin pasukan yang kuat di Jerman Bawah; dan segera, dengan dekrit senat, Nerva menyatakan Trajan sebagai rekan kaisar dan penerusnya di kekaisaran.
Dengan mengadopsi Marcus Ulpius Trajanus (Trajan) yang populer dan dihormati sebagai ahli waris pada tahun 97, Nerva membuat pilihan cerdas karena rekannya itu bisa membantunya mengatasi masalah-masalah negara. Hal ini kemudian membuat Nerva mendapatkan gelar Pater Patriae ('bapak negaranya') serta hak untuk hidup di sisa hidupnya dalam keamanan dan kedamaian.
Namun, meski aman, hak hidupnya ternyata tidak lama. Nerva meninggal karena usia tua hanya beberapa bulan kemudian.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR