Raden Prasena menyadari hal itu. Namun, berkat ketegaran dan berjiwa besar, ia berusaha untuk menepiskan kenangan kelam yang menyakitkan itu, sehingga tak sedikitpun tampak raut kesedihan di wajahnya.
"Kepribadiannya yang luhur, perangai terpuji, sopan santun, serta terampil dalam melaksanakan tugas, membuatnya menunjukkan suatu dedikasi yang luhur terhadap kraton Mataram," sambung Nisa'.
Integritas kerja, loyalitas dan dedikasi yang tinggi yang ditunjukkan oleh Raden Prasena, membuat Sultan Agung luluh, begitu juga dengan seisi istana Mataram yang menaruh simpati padanya.
Ketulusan hatinya mengabdi kepada Kraton Mataram, membuatnya dijadikan sebagai anak angkat dari Sultan Agung. Sejak saat itu, Raden Prasena memiliki hak dan perlakuan sama dengan putera raja.
"Keberhasilan Mataram menaklukan Madura, membuat Sultan Agung berkeinginan untuk menunjuk penguasa Madura di bawah kendali Mataram," pungkasnya.
Baca Juga: Mpu Sindok yang Memindahkan dan Mengubah Nasib Rakyat Mataram
Baca Juga: Tentara Rakyat Mataram dan Perang Revolusi Pasca Kemerdekaan
Baca Juga: Gusti Noeroel, Permata Mangkunagaran Penyatu Wangsa Mataram
Raden Prasena yang telah lama mengabdikan dirinya untuk Mataram di Surakarta, cukup mampu memimpin kerajaan di Madura, baik dipandang dari segi kepribadian maupun dari segi jiwa kepemimpinan yang dimilikinya.
Atas pemikiran dan pertimbangan yang matang, Sultan Agung berkehendak untuk mengangkat Raden Prasena menjadi seorang raja di Madura.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | Journal of Indonesian History (UNNES) |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR