Nationalgeographic.co.id—Sejumlah komunitas Kalang dalam lapisan sosial masyarakat di beberapa daerah di Jawa, sepertinya telah hadir sebagai masyarakat kuno yang telah ada sejak lama.
Kisah tentang kehadiran komunitas masyarakat kuno Kalang ternyata juga pernah termaktub dalam kitab paling sohor dari era Kerajaan Majapahit, Kitab Negarakertagama.
"Kisah mengenai Wong Kalang terdapat dalam kitab Negarakartagama yang tertulis kata Atuha Kalang," tulis Ita Fajar April Liani dan tim peneliti dalam jurnal Historia.
Ita Fajar April Liani menulis dengan Firza Azzam Fadilla dan Agus Danugroho dalam jurnalnya yang berjudul Asal Muasal Wong Jonegoro: Tinjauan Historis Hubungan Wong Kalang dan Masyarakat Samin Bojonegoro, publikasi tahun 2021.
"Atuha Kalang dalam Kitab Negarakertagama memiliki arti sebagai orang yang diserahi tugas untuk mengelola hutan," sebut Handini dalam jurnal Liani dan tim.
Kemudian para ahli menyebut sebagai golongan masyarakat yang memiliki profesi khusus sebagai tukang kayu dan juru angkut yang berada di hutan-hutan Jawa.
Pengertian tersebut ditarik dari suatu realitas terhadap keberadaan wong Kalang di masa kemudian yaitu sekelompok orang yang hidup di tepi hutan di beberapa tempat di Jawa sebagai penebang kayu.
"Wong Kalang memiliki Tradisi yang khas yang disebut upacara obong, yaitu upacara kematian, penghormatan terhadap roh leluhur," sebut Bambang Sulistyanto. Dia menulis dalam jurnal Berkala Arkeologi pada 1994, dengan judul Kalang, Tinjauan Historis-Antropologis. Menurutnya, "Penghormatan dilakukan dengan cara membakar puspa atau boneka serta sesajian lainnya yang diteruskan dengan melabuhkan abunya ke laut.
Baca Juga: Kampung Manjopaiq: Mencari Jejak Sejarah Majapahit di Sulawesi Barat
Baca Juga: Selidik Ahli Epigrafi: Nusantara dan Skandal Ilmiah Sejarah Majapahit
Baca Juga: Selidik Agama dan Kepercayaan Masyarakat pada Era Kerajaan Majapahit
Source | : | Historia,Berkala Arkeologi |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR