Nationalgeographic.co.id—Ozon dipercayai sebagai mekanisme terpenting untuk melindungi Bumi dari ultraviolet Matahari. Di lapisan troposfer sana, sekitar 69 kilometer di atas permukaan tanah, ozon meningkat.
Meski demikian, di lapisan stratosfer—lapisan di atas troposfer—justru menipis. Keduanya adalah kabar buruk menurut sebuah studi baru di Nature Climate Change yang dipublikasikan 31 Maret 2022.
Para peneliti menyebut, penebalan ozon di troposfer melemahkan pendinginan Bumi dan menghasilkan gas rumah kaca. Temuan pelemahan ini, menurut para peneliti, lebih signifikan dari apa yang diperkirakan sebelumnya. Bahkan, ozon menjadi faktor yang bertanggung jawab atas pemanasan di Samudra Selatan.
Alih-alih pelindung dari ultraviolet, ozon juga menjadi salah satu komponen utama kabut asap yang berbahaya bagi polutan. Melalui makalah berjudul Stratospheric ozone depletion and tropospheric ozone increases drive Southern Ocean interior warming, para peneliti menulis, polusi dari ozon akan mendorong perubahan iklim di masa mendatang.
Ozon dibuat di bagian atas atmosfer oleh interaksi antara molekul oksigen dan radiasi UV dari Matahari. Sedangkan pada lapisna yang lebih rendah, ozon terbentuk karena reaksi kimia antara polutan seperti asap kendaraan dan emisi lainnya.
“Ozon yang dekat dengan permukaan Bumi berbahaya bagi manusia dan lingkungan, tetapi penelitian ini mengungkapkan hal itu juga memiliki dampak besar pada kemampuan laut untuk menyerap kelebihan panas dari atmosfer,” ujar Michaela Hegglin, Asscociate Professor dari Department of Meteorology, University of Reading, Inggris, dan salah satu anggota penulisan makalah.
Baca Juga: Studi Baru: Kaitan Polusi Udara Dengan Gejala Depresi Pada Remaja
Baca Juga: Temuan Terbaru: Yodium dalam Debu Gurun dapat Menghancurkan Ozon
Baca Juga: Kebakaran Hutan dan Polusi Perkotaan Memproduksi Ozon Beracun
"Temuan ini membuka mata dan menekankan pentingnya mengatur polusi udara untuk mencegah peningkatan kadar ozon dan suhu global yang terus meningkat."
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR