Sri Yuni Hartati dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) sempat menulis dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2013 tentang kunyit. Judulnya, Khasiat Kunyit sebagai Obat Tradisional dan Manfaat Lainnya.
Hartati mengungkapkan, tanaman yang termasuk dalam keluarga Zingiberaceae ini dikatakan berasal dari Asia Tenggara dan diduga berawal dari India dan Indo-Malaysia. Wilayah tanamnya pun tersebar di beberapa negara seperti Banglades, Tiongkok, Filipina, India, Indonesia, Srilangka, Taiwan, bahkan sampai Jamaika.
Masih dalam tulisan Hartati, di Indonesia, penggunaan kunyit juga banyak ditemukan sebagai ornamen utama dalam upacara adat atau keagamaan. Di Jawa misalnya, kunyit sering digunakan pada acara sunatan anak perempuan sebagai simbolisasi yang “dipotong” saat sunat. Selain itu, kunyit juga ditemukan dalam acara pernikahan dan pemakaman.
Di Bali, kunyit digunakan untuk memberi warna kuning pada beras ketan dan nasi kuning untuk upacara adat pada Hari Raya Kuningan. Mengapa?
Karena wangi khas yang keluar dari kunyit dipercaya dapat menghalau roh jahat. Karena keunikan warna dan sejarahnya juga, kunyit memiliki tempat istimewa dalam agama Hindu dan upacara keagamaan Buddha.
Catatan kunyit dari kitab kuno
Perjalanan untuk mencari tahu dari mana sebenarnya kunyit datang, berujung pada cerita yang selalu menyebut nama sebuah negara, India. Kodoth Prabhakaran Nair, seorang agronomis dan ilmuwan agrikultur, menulis sebuah buku berjudul Turmeric (Curcuma longa L.) and Ginger (Zingiber officinale Rosc.) - World’s Invaluable Medicinal Spices: The Agronomy and Economy of Turmeric and Ginger.
Dalam buku itu, Kodoth menulis banyak tentang kunyit dan asal-usul penggunaannya dalam Ayurveda, sebuah kitab tentang ilmu kesehatan yang berasal dari India dan telah dikenal lebih dari 5.000 tahun yang lalu.
Diceritakan bahwa tanaman kunyit telah ditemukan sejak 4.000 tahun sebelum masehi. Orang India kuno pada masa itu memasukkan kunyit sebagai bagian dari sistem pengobatan tradisional yang umum dilakukan. Selain sebagai obat, pada
zaman Weda—sekitar 1700 SM sampai 800 SM yang berpusat di bagian barat laut anak benua India—penggunaan kunyit telah tercatat sebagai pewarna dan bumbu untuk kebutuhan kuliner tertentu.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR