“Kita cenderung menganggap hal-hal seperti itu universal. Tetapi sikap terhadap sanitasi sangat ditentukan secara budaya. Ini termasuk pada budaya Pompeii,” katanya kepada Wynne Parry dari Live Science.
Makam, misalnya, tidak dibangun di tempat yang sepi dan terhormat tetapi di bagian kota dengan lalu lintas tinggi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa almarhum akan dikenang. Strategi ini memiliki efek samping yang tidak menguntungkan, di jalur yang sama mereka juga meninggalkan sampah.
Emmerson dan rekan-rekannya pernah menggali sebuah ruangan di mana dua lubang pembuangan diisi dengan tulang binatang, dan berbagai macam limbah. Di sampingnya terdapat tangki yang digunakan untuk menyimpan air minum dan mencuci.
“Orang-orang Pompeii tinggal lebih dekat dengan sampah mereka,” kata Emmerson, “bukan karena kota itu kekurangan infrastruktur. Namun karena sistem pengelolaan kota mereka terorganisir prinsip yang berbeda.”
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR