Selama bertahun-tahun, berbagai penggalian arkeologi telah dilakukan di lokasi Pertempuran Waterloo. “Hampir tidak ada bukti kuburan yang pernah ditemukan,” tambah Pollard. Pada tahun 2015, sebuah tempat parkir yang dianggap sebagai lokasi kuburan diperiksa. Radar penembus tanah Tim Sutherland mendeteksi berbagai anomali di bawah beton.
Namun, tidak ada bukti kuburan massal, sisa-sisa manusia atau indikasi lubang yang telah digali. Sebagian berpendapat bahwa lokasi kuburan massal yang lebih jauh ke selatan. Pollard memiliki pendapat yang berbeda, ini diungkapkan di laporan penelitiannya.
Pollard menulis: "Karya seni dan catatan secara berlebihan mengungkap jumlah mayat di kuburan massal. Mayat korban jelas dibuang di berbagai lokasi di seluruh medan perang. Yang mengejutkan, tidak ada catatan yang dapat dipercaya tentang kuburan massal yang ditemukan selama abad terakhir."
Pollard kemudian berspekulasi tentang penggunaan tulang manusia sebagai pupuk.
Menurut Pollard, dalam dua dekade setelah Pertempuran Waterloo, medan perang Eropa menjadi pemasok tulang yang dapat digiling menjadi tepung. Tepung tulang merupakan salah satu bentuk pupuk yang paling efektif sebelum penemuan superfosfat pada tahun 1840-an.
Sebuah laporan oleh penulis tak dikenal yang diterbitkan pada tahun 1822 menunjukkan keberadaan pasar semacam itu. Laporan itu mengungkapkan, "Diperkirakan lebih dari satu juta gantang tulang manusia diimpor dari benua Eropa ke pelabuhan Hull." Penulis itu menjelaskan proses mereduksi tulang menjadi bubuk halus dan menghasilkan pupuk yang lebih baik dari zat apapun.
Sumber tambahan juga merujuk pada industri ini. Artikel di London Observer tahun 1822, artikel di London Spectator pada tahun 1829, dan catatan dari Black's Morayshire Directory menyatakan bahwa 309 ton tulang mendarat di Lossiemouth pada tahun 1862.
Meskipun demikian, gagasan bahwa tulang manusia digunakan untuk pupuk sering kali ditanggapi sebagai ‘mitos perkotaan’, ungkap Pollard.
Mengapa korban Pertempuran Waterloo yang dipilih?
Jika teori ini benar, muncul pertanyaan mengapa dan bagaimana perampok makam memilih mengambil tulang dari Waterloo.
Pollard memberikan beberapa penjelasan untuk tujuan ini.
Pertama, target utama dari operasi pencarian tulang adalah kuburan massal. Situs seperti medan pertempuran Waterloo, di mana ribuan mayat dikatakan telah dikuburkan, menjadi pilihan ideal.
Source | : | The Jerusalem Post |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR