Nationalgeographic.co.id—Jangan begadang hingga lewat tengah malam! Sebab, dalam kegelapan, pikiran negatif cenderung menguasai manusia yang masih terjaga hingga lewat tengah malam.
Sebuah studi baru menunjukkan banyak bukti bahwa fungsi pikiran manusia berbeda saat terjaga di malam hari. Lewat tengah malam, emosi negatif cenderung menarik perhatian kita lebih dari yang positif. Ide-ide berbahaya pun tumbuh.
Beberapa peneliti berpikir ritme sirkadian manusia sangat terlibat dalam perubahan penting dalam fungsi ini. Studi baru yang terbit di jurnal Frontiers in Network Psychology ini merangkum bukti-bukti bagaimana sistem otak berfungsi secara berbeda setelah gelap.
Hipotesis mereka, yang disebut 'Mind After Midnight', menunjukkan bahwa tubuh manusia dan pikiran manusia mengikuti siklus aktivitas alami 24 jam yang memengaruhi emosi dan perilaku kita.
Singkatnya, pada jam-jam tertentu, spesies kita cenderung merasakan dan bertindak dengan cara tertentu. Di siang hari, misalnya, tingkat molekuler dan aktivitas otak disetel untuk terjaga. Tapi di malam hari, perilaku kita yang biasa adalah tidur.
Dari sudut pandang evolusi, ini, tentu saja, masuk akal. Manusia jauh lebih efektif dalam berburu dan mengumpulkan di siang hari. Adapun malam hari adalah waktu yang sangat bagus untuk beristirahat dan manusia justru pernah memiliki risiko lebih besar untuk menjadi yang diburu pada waktu ini.
Menurut para peneliti, untuk mengatasi peningkatan risiko ini, perhatian kita terhadap rangsangan negatif secara luar biasa meningkat di malam hari. Hal itu mungkin pernah membantu kita melompati ancaman yang tidak terlihat, tapi fokus berlebihan pada hal negatif ini kemudian dapat masuk ke dalam sistem penghargaan/motivasi yang diubah, membuat seseorang sangat rentan terhadap perilaku berisiko.
"Ada jutaan orang yang terjaga di tengah malam, dan ada bukti yang cukup bagus bahwa otak mereka tidak berfungsi sebaik di siang hari," kata ahli saraf Elizabeth Klerman dari Universitas Harvard, seperti dilansir Science Alert.
"Permohonan saya adalah adanya penelitian lebih lanjut untuk melihat itu, karena kesehatan dan keselamatan mereka, serta orang lain, terpengaruh."
Para peneliti dalam studi baru ini menggunakan dua contoh untuk mengilustrasikan poin mereka. Contoh pertama adalah seorang pengguna heroin yang berhasil mengatasi ngidamnya di siang hari tetapi menyerah pada ngidamnya di malam hari.
Yang kedua adalah seorang mahasiswa yang berjuang dengan insomnia, yang mulai merasakan kehilangan harapan, kesepian dan keputusasaan saat malam-malam tanpa tidur menumpuk dan mempengaruhi pikirannya.
Kedua skenario itu pada akhirnya bisa berakibat fatal. Bunuh diri dan melukai diri sendiri sangat umum terjadi di malam hari. Faktanya, beberapa penelitian melaporkan risiko bunuh diri tiga kali lipat lebih tinggi antara tengah malam dan 06:00 pagi dibandingkan dengan waktu lainnya.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR