Teks-teks Yahudi menyatakan bahwa Rabi Akiba, orang bijak yang dihormati, menganggap bahwa Shim'on adalah prajurit yang diurapi. Ia yang akan memimpin orang-orang Yahudi menuju penebusan. Rabi Akika menyatakannya sebagai Raja Mesiah dan menamainya Bar Kokhba, 'Anak Bintang'.
Para sejarawan Kristen juga menyebutnya Chochebas atau Barchochebas. Orang-orang Kristen yang mengikuti 'Anak Allah' menolak orang Yahudi sebagai mesias palsu. Periode ini menandai titik di mana Yudaisme dan Kristen terpisah secara permanen.
Perang Yahudi Kedua
Hadrian meninggalkan Yudea pada akhir musim panas, 130 Masehi. Orang-orang Yahudi kemudian memulai persiapan mereka untuk berperang. Tentara pemberontak mulai menguasai kota-kota dan desa-desa di seluruh Yudea. Mereka dengan cepat membentuk administrasi independen.
Pada pertengahan tahun 133 Masehi, kendali Romawi atas wilayah tersebut secara efektif telah berhenti. Hukum Romawi digantikan oleh Hukum Musa. Koin-koin Romawi dipenuhi dengan lambang-lambang dan pesan-pesan yang disetujui dari pemerintahan baru Yahudi. Shim'on menyebut dirinya sebagai nasi atau 'presiden'. Dia menyebut negaranya Israel.
Baca Juga: Jatuhnya Takhta Romawi Barat, Tanda Dimulainya Abad Pertengahan
Baca Juga: Spartacus, Gladiator yang Pimpin Pemberontakan Budak Melawan Romawi
Baca Juga: Zenobia, Ratu Pemberontak di Suriah yang Menantang Kekaisaran Romawi
Tineius Rufus sangat meremehkan kecepatan dan luasnya pemberontakan Yahudi. Dia memiliki dua legiun serta beberapa unit tentara tambahan di bawah komando langsungnya. Tanggapan awalnya untuk menangani krisis terbukti tidak efektif dan dia memakan banyak korban.
Rufus mengimbau rekan-rekannya di provinsi tetangga untuk datang membantunya. Upayanya untuk melibatkan musuh dalam rencananya tidak berhasil karena Shim'on menolak untuk bertemu orang Romawi.
Mengarahkan pemberontakan dari Herodium, Shim'on memiliki semua keuntungan. Milisi Yahudinya yang bermotivasi tinggi, jadi ujian bagi tentara Romawi profesional yang sangat terlatih. Mereka dipersenjatai ringan dengan sling atau busur dan anak panah komposit, dilengkapi dengan pedang dan tombak.
Strategi mereka adalah menyergap pasukan Romawi yang sedang berbaris. Mereka keluar dari tempat persembunyian dan menghilang dengan cepat.
Source | : | History Hit |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR