Nationalgeographic.co.id - Mulai dari gambar wajah yang hidup hingga pemandangan alam yang rumit, tato adalah bentuk seni sejati. Meskipun orang telah mendekorasi tubuh mereka selama ribuan tahun untuk alasan seremonial dan agama. Namun, banyak orang saat ini menghiasi diri mereka dengan gambar-gambar ini sebagai bentuk ekspresi diri.
Akan tetapi tinta yang digunakan untuk tato tidak ada agen federal yang mengaturnya, sehingga tinta tato adalah produk yang komponennya sebagian besar merupakan misteri. Kini, para peneliti telah menganalisis hampir 100 tinta dan melaporkan bahwa bahkan ketika produk ini menyertakan label bahan, daftarnya seringkali tidak akurat. Tim juga mendeteksi partikel kecil yang bisa berbahaya bagi sel.
Para peneliti mempresentasikan hasil mereka ini pada pertemuan musim gugur American Chemical Society (ACS).
"Ide untuk proyek ini awalnya muncul karena saya tertarik pada apa yang terjadi ketika sinar laser digunakan untuk menghilangkan tato," kata John Swierk, peneliti utama proyek tersebut. "Tapi kemudian saya menyadari bahwa sangat sedikit yang diketahui tentang komposisi tinta tato, jadi kami mulai menganalisis merek-merek populer."
Swierk dan mahasiswa di laboratoriumnya mewawancarai seniman tato untuk melihat apa yang mereka ketahui tentang tinta yang mereka gunakan pada pelanggan mereka. Para seniman dapat dengan cepat mengidentifikasi merek yang mereka sukai. Namun mereka tidak tahu banyak tentang isinya. "Anehnya, tidak ada toko pewarna yang membuat pigmen khusus untuk tinta tato," jelas Swierk. "Perusahaan besar memproduksi pigmen untuk segala hal, seperti cat dan tekstil. Pigmen yang sama digunakan dalam tinta tato." Dia juga mencatat bahwa seniman tato harus memiliki lisensi di tempat mereka beroperasi untuk alasan keamanan. Namun tidak ada agen federal atau lokal yang mengatur isi tinta itu sendiri.
Tinta tato mengandung dua bagian: pigmen dan larutan pembawa. Pigmen dapat berupa senyawa molekuler seperti pigmen biru; senyawa padat seperti titanium dioksida, yang berwarna putih; atau kombinasi dari dua jenis senyawa seperti tinta biru muda, yang mengandung pigmen biru molekuler dan titanium dioksida. Larutan pembawa mengangkut pigmen ke lapisan tengah kulit dan biasanya membantu membuat pigmen lebih larut. Ini juga dapat mengontrol viskositas larutan tinta dan terkadang mengandung bahan anti-inflamasi.
Tim Swierk di Binghamton University (State University of New York) telah menyelidiki ukuran partikel dan komposisi molekul pigmen tato menggunakan berbagai teknik. Seperti spektroskopi Raman, spektroskopi resonansi magnetik nuklir, dan mikroskop elektron. Dari analisis ini, mereka telah mengonfirmasi keberadaan bahan-bahan yang tidak tercantum pada beberapa label. Misalnya, dalam satu kasus etanol tidak terdaftar, tetapi analisis kimia menunjukkan ada dalam tinta. Tim juga dapat mengidentifikasi pigmen spesifik apa yang ada dalam beberapa tinta.
Baca Juga: Tak Selalu Berulah, Tato Menjadi Tanda Hormat Yakuza kepada Budaya
Baca Juga: Tato Polinesia sebagai Kanvas Komunikasi Budaya Antar Generasi
Baca Juga: Ritus dan Budaya Tato yang Populer Pada Suku Visaya Kuno di Filipina
"Setiap kali kami melihat salah satu tinta, kami menemukan sesuatu yang membuat saya berhenti," kata Swierk. "Misalnya, 23 dari 56 tinta berbeda yang dianalisis hingga saat ini menunjukkan adanya pewarna yang mengandung azo." Meskipun banyak pigmen azo tidak menyebabkan masalah kesehatan ketika mereka secara kimiawi utuh. Namun bakteri atau sinar ultraviolet dapat menurunkannya menjadi senyawa berbasis nitrogen lain yang berpotensi karsinogen, menurut Pusat Penelitian Gabungan, yang memberikan saran ilmiah independen kepada Uni Eropa.
Source | : | SciTechDaily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR