Nationalgeographic.co.id—Ramses I adalah seorang pria yang tidak ditakdirkan untuk menjadi firaun, karena dilahirkan dalam garis keturunan militer bergengsi dari wilayah Avaris di Mesir utara. Ya, pria tersebut bernama Paramesu. Dia memiliki karir cemerlang di tentara Mesir dan naik ke puncak kekuasaan, menjadi seorang jenderal pada masa pemerintahan Horemheb, penguasa terakhir dari dinasti kedelapan belas (1539-1292 SM).
Paramesu adalah orang yang cakap dan tahu cara cepat memenangkan kepercayaan firaun, yang pada akhirnya akan mengangkatnya sebagai posisi terpenting kedua di negara bagian.
Ramses I, Pendiri Dinasti
Selama bertahun-tahun, Horemheb mendapati dirinya harus menunjuk ahli waris karena tidak berhasil menjadi ayah dari anak laki-laki. Dia menganggap Paramesu sebagai orang yang paling cocok untuk mengambil alih nasib Mesir.
Meskipun dia bukan lagi seorang pemuda, sang jenderal memiliki seorang putra, Seti, yang dengannya kelangsungan dinasti terjamin. Jadi, ketika Horemheb akhirnya meninggal, Paramesu menggantikannya di atas takhta dengan nama Ramses I.
Tapi pemerintahannya sangat singkat karena dia memerintah hanya enam belas bulan sebelum meninggal yang diyakini karena infeksi telinga pada usia lima puluh tahun. Ia digantikan oleh putranya Seti I, yang juga memiliki seorang putra, calon Ramses II.
Setelah kematiannya, firaun tua dimakamkan dengan semua upacara dan kemegahan yang pantas diterima oleh firaun Mesir kuno di makam yang digali untuknya di Lembah Para Raja (KV16).
Makam berukuran kecil, karena tidak ada waktu untuk menyelesaikannya sebelum kematian Raja, jadi hanya ruang pemakaman yang didekorasi.
Para pendeta dan pemindahan mumi
Pada tahun 1817, penjelajah dan petualang Italia Giovanni Battista Belzoni memasuki makam Ramses I tetapi tidak menemukan mumi di sana. Jadi, di mana dia berada?
Jenazah Ramses I menikmati ketenangan makamnya selama kurang lebih dua ratus tahun sebelum Mesir kuno terjerumus ke dalam periode pergolakan politik yang hebat, Lembah Para Raja menderita penjarahan yang tak terhitung jumlahnya.
Pada tahun-tahun itu, mumi kerajaan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari keselamatan oleh para imam dari dinasti kedua puluh satu, yang bertugas melindungi mereka dari tangan-tangan keranjingan perampok makam.
Source | : | Historical Eve |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR