Nationalgeographic.co.id—Salah satu konsekuensi kemiskinan yang paling mengerikan adalah ketika orang tua terpaksa menjual anak-anak mereka. Betapa menyedihkan dan mengerikannya kenyataan dalam narasi ini.
Amerika Serikat yang terseret dalam perang dunia dan krisis ekonomi selama beberapa dekade, berdampak kepada sejumlah keluarga miskin yang kehilangan pekerjaannya.
Pemulihan ekonomi pasca-perang dalam beberapa kasus, memakan waktu bertahun-tahun, dan Perang Dingin mengubah hubungan internasional menjadi beku ketika Uni Soviet menegaskan dirinya sebagai negara yang bersebrangan ideologi dengan AS.
Kesulitan ekonomi yang mendera Amerika Serikat pada akhirnya melahirkan sebuah foto yang menyedihkan dan menyayat hati.
Kenyataan tragis ini masih terjadi di seluruh dunia saat ini. Akan tetapi tragedi seperti ini masih mungkin terjadi, bahkan di Amerika Serikat. Ada foto terkenal dari tahun 1948 tentang pasangan miskin Tuan dan Nyonya Ray Chalifoux dari Chicago.
"Sepasang suami istri miskin dengan terpaksa menjual anak-anaknya!" tulis Shannon Quinn kepada History Collection dalam artikelnya berjudul "It Doesn’t Get Harder than the Lives of the Poorest People in History" terbitan 15 November 2022.
Mereka diusir dari apartemen mereka karena tak punya uang untuk membayar sewanya. Tanpa tempat tinggal dan penghasilan untuk merawat anak-anak mereka, mereka membuat keputusan tragis untuk menjual anak-anak mereka.
Foto anak-anak untuk dijual, diambil pada bulan Agustus 1948, dengan sempurna merangkum pemandangan mengharukan bagi mereka yang kurang beruntung selama bertahun-tahun setelah dampak perang.
Sebuah tanda bertuliskan, “4 anak untuk dijual." Anak-anak itu dijual hanya seharga $2 per kepala. Itu berarti, $8 untuk menghargai 4 anak-anaknya.
Baca Juga: Bantuan Tunai Orang Kaya ke Orang Miskin Bisa Tingkatkan Kebahagiaan
Baca Juga: Bagaimana Rasanya Menjadi si Miskin Kala Itu di Romawi Kuno?
Baca Juga: Nestapa Pria Miskin di Tiongkok Kuno, Dikebiri demi Jadi Kasim
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR