Mengapa para pejalan tidak mengalami luka bakar?
Para ilmuwan mengungkapkan bahwa ada beberapa penyebab yang masuk akal di balik kaki para pejalan yang tidak terbakar.
Beberapa orang percaya bahwa kecepatan pejalan kaki melewati bara terkait dengan kemungkinan mereka terbakar. Ini berarti bahwa mereka yang terburu-buru di atas bara cenderung tidak terbakar, karena mereka menghabiskan lebih sedikit waktu di atas bara daripada yang lain. Namun, ini belum tentu benar, karena ahli berjalan di atas api diketahui tetap berada di atas bara selama lebih dari tiga puluh menit tanpa luka bakar!
Yang lain berpendapat bahwa seseorang telah berlatih sedemikian rupa sehingga bagian bawah kaki sudah menjadi kapalan untuk menghindari luka bakar. Namun bagaimana dengan mereka yang memiliki kaki yang lembut? Hal ini dapat dijelaskan dengan minyak atau salep herbal yang dioleskan di kaki sebelum berjalan di atas api.
Baca Juga: Sejarah Panjang Praktik Sunat: Ritual, Agama, Hukuman, hingga Medis
Baca Juga: Aturan Bagi Anak Yunani Kuno, Ada Seleksi Hidup Hingga Dilarang Sunat
Alasan ilmiah yang paling masuk akal adalah cara si pejalan terlatih menginjak bara panas untuk sementara memadamkan api di bawah kaki mereka. Ini akan mengakibatkan paparan panas, tetapi kulit kaki tidak akan terbakar atau melepuh.
Ini mirip dengan memadamkan lilin dengan jari telanjang tanpa terbakar. Karena nyala api padam begitu cepat, Anda terhindar dari cedera. Para ilmuwan mengatakan bahwa kulit sebenarnya adalah penghantar panas yang buruk. Ini berarti api langsung (yang pada dasarnya adalah udara) tidak akan membakar Anda semudah menyentuh sesuatu seperti logam panas.
Berjalan di atas api di zaman modern
Praktik berjalan di atas api masih menjadi bagian rutin dari banyak ritual keagamaan di seluruh dunia. Salah satu contohnya adalah di San Pedro Manrique, Spanyol. Penduduk setempat menghormati St. John dalam upacara keagamaan.
Upacara ini diadakan setiap tahun pada malam perayaan St. John. “Hanya penduduk setempat yang diizinkan untuk terlibat dalam bagian upacara berjalan di atas api,” kata Leigh.
Di beberapa negara, praktik ini dijadikan sebagai objek wisata. Dengan mendatangkan wisatawan untuk menyaksikan upacara berjalan di atas api, penduduk setempat mendapatkan penghasilan. Ini meningkatkan ekonomi komunitas.
Di Amerika Serikat, praktik ini menjadi bagian dari latihan membangun tim di perusahaan. Ini dipandang sebagai cara kreatif untuk menyatukan tim dan membantu pekerja menemukan kekuatan batin mereka.
Dimulai ribuan tahun yang lalu, praktik berjalan di atas kaki pun mengalami perubahan tujuan dan makna.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR