Menurut kepercayaan Tionghoa, merah sesuai dengan api. Selain itu, itu melambangkan kegembiraan dan keberuntungan. Kuning diasosiasikan dengan bumi, namun justru melambangkan otoritas dan kekuasaan di kalangan bangsawan di Tiongkok. Itu juga disebut warna kaisar.
Kota Terlarang saat ini
Terlepas dari tantangan selama berabad-abad, kompleks istana masih berdiri. Kota Terlarang menjadi saksi bisu pergolakan politik yang ekstrem dan perang brutal hingga kebakaran besar.
Baca Juga: Tidak Terkalahkan, Kaisar Qin Shi Huangdi Membentuk Tiongkok Bersatu
Baca Juga: 8.000 Prajurit Terakota: para Penjaga Kaisar Qin Shi Huang di Akhirat
Baca Juga: Wei Zhongxian, Kasim Tiongkok yang Memiliki Kekuatan Setara Kaisar
Baca Juga: Selidik Warna Tentara Terakota Penjaga Makam Kaisar Tiongkok
Setelah jatuhnya dinasti Qing, kaisar Tiongkok terakhir, Puyi, tinggal di Kota Terlarang hingga tahun 1924. Puyi akhirnya diusir dari kompleks tersebut oleh panglima perang dan kemudian pejabat Partai Nasionalis Feng Yuxiang. Tahun berikutnya, Republik Tiongkok menjadikan situs itu sebagai museum nasional.
Pada tahun 1949, saat berdiri di atas Gerbang Kedamaian Surgawi, Mao Zedong mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Selama Revolusi Kebudayaan tahun 1966, Mao memerintahkan Pengawal Merah ditempatkan di gerbang ini.
Pada tahun 1987, Kota Terlarang dinobatkan sebagai bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO. Setelah melayani kaisar selama 500 tahun dan terlarang bagi awam, Anda dapat menikmati keindahan dan kemegahannya.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR