Nationalgeographic.co.id—Dua belas tangan yang terputus telah ditemukan di Mesir, bagian dari praktik "pengambilan trofi" yang mengerikan, baru saja terungkap dalam sebuah penelitian terbaru.
Penelitian itu bertajuk "First osteological evidence of severed hands in Ancient Egypt", yang terbit di jurnal Nature pada 31 Maret 2023. Julia Gresky dari Division of Natural Sciences, German Archaeological Institute di Berlin, Jerman, dan koleganya mengungkapkan bahwa temuan ini menandai bukti fisik pertama yang diketahui tentang amputasi tangan di Mesir kuno.
Temuan ini sekaligus memberikan penerangan baru pada sisi gelap sejarah peradaban tersebut.
Penjelasan singkat mengenai "pengambilan trofi" adalah praktik pengambilan bagian tubuh atau benda dari musuh sebagai bentuk penghormatan atau prestasi, terutama dalam konteks peperangan antar suku atau kelompok.
Ke-12 tangan itu dikubur pada tiga lubang di dalam halaman istana Hyksos di Avaris/Tell el-Dab'a di timur laut Mesir. Dibangun pada masa Dinasti ke-15 (1640 SM - 1530 SM), istana Hyksos berfungsi sebagai ibu kota dinasti Hyksos selama Periode Menengah Kedua.
Sebelumnya, para arkeolog telah menemukan tangan yang terputus melalui gambar prasasti makam Mesir dan relief kuil dari Kerajaan Baru. Namun, ini adalah pertama kalinya para arkeolog menemukan tangan yang diamputasi.
Apakah 12 orang tanpa tangan itu mati atau masih hidup?
Para peneliti mengatakan bahwa masih belum jelas apakah tangan tersebut diambil dari orang yang sudah mati atau masih hidup. Namun, yang diketahui adalah bahwa setelah melepaskan lengan bawah yang terhubung, ke-12 tangan itu ditempatkan di tanah "dengan jari-jari yang terentang lebar, terutama di sisi telapak tangan."
Selain itu, penanda anatomi menunjukkan bahwa tangan-tangan itu berasal dari "11 laki-laki dan mungkin satu perempuan," sebagai kesimpulan, para peneliti mengatakan bahwa analisis baru mereka menunjukkan bahwa tangan-tangan itu merupakan bagian dari praktik "pengambilan trofi" di Mesir kuno.
Dipotong atau Diiris dengan Hati-hati?
Para ilmuwan pertama-tama mempertimbangkan bahwa 12 tangan yang terpotong dengan jari-jari yang terentang, semuanya menghadap ke bawah, mungkin terjadi karena alasan "tafonomi".
Taphonomy adalah studi tentang tubuh dan bagian tubuh setelah kematian, di mana biologi, geologi, lingkungan, dan konteks arkeologi dianalisis untuk menilai proses pengawetan, pembusukan, dan fosilisasi.
Namun, para peneliti kini menganggap bahwa tangan-tangan itu mungkin telah "sengaja diletakkan."
Dari 12 tangan yang diteliti, enam di antaranya ditemukan memiliki tulang karpal baris proksimal yang utuh, yaitu kelompok delapan tulang kecil di pergelangan tangan yang menghubungkan tangan dengan lengan bawah.
Namun karena tidak ada fragmen tulang lengan bawah yang ditemukan dari lubang, para peneliti lebih memilih gagasan bahwa tangan-tangan tersebut "sengaja dipotong," setelah dilepas melalui kapsul sendi pergelangan tangan, kemudian dipotong melintasi tendon yang menjangkau sendi pergelangan tangan.
Pemotongan Tangan Secara Seremonial?
Ditemukan bahwa ke-12 tangan tersebut masih "lunak dan fleksibel" ketika dimasukkan ke dalam lubang. Ini berarti tangan-tangan itu dikuburkan sebelum terjadinya rigor mortis, atau setelah itu berlalu.
Tergantung pada berbagai faktor termasuk suhu dan kelembapan, usia dan kondisi fisik individu yang meninggal, rigor mortis terjadi dalam beberapa jam setelah kematian, mencapai puncaknya sekitar 12-24 jam, dan paling sering menghilang dalam 1-3 hari.
Namun, para ilmuwan menyimpulkan bahwa ke-12 orang tersebut "dipotong-potong selama atau sesaat sebelum sebuah upacara".
Di dunia Celtic kuno, prajurit yang terbunuh sering dipenggal selama petempuran berlangsung atau setelahnya. Kepala mereka kemudian dipasang pada paku sebagai piala perang.
Dalam studi baru ini, diyakini bahwa praktik mengamputasi tangan kanan musuh, yang dikenal sebagai "pengambilan trofi", diperkenalkan ke Mesir oleh orang-orang Hyksos sekitar 50-80 tahun sebelum tindakan tersebut tertulis di makam-makam Mesir.
Pengambilan Trofi Hyksos
Bangsa Hyksos berasal dari Asia Barat dan setelah menginvasi Mesir selama Periode Menengah Kedua (1650 SM hingga 1550 SM), mereka mendirikan dinasti yang berkuasa di Mesir sekitar tahun 1650 - 1550 SM.
Berbasis di ibu kota mereka di Avaris, di delta timur, Hyksos telah mengembangkan taktik militer yang canggih termasuk penggunaan kereta perang dan metalurgi perunggu.
Studi tersebut mengatakan bahwa penggambaran dari masa ini yang ditemukan di kuil Seti I di Abydos, sebelah barat Sungai Nil di Mesir Hulu, menunjukkan "setumpuk tangan."
Baca Juga: Merekonstruksi Wajah Firaun Mesir Kuno yang Memburu Nabi Musa
Baca Juga: Temuan Baru Sphinx Mesir Kuno, Citra Wajah Kaisar Romawi Claudius?
Baca Juga: Telah Berubah, Seperti Apa Piramida Mesir Kuno Saat Pertama Dibangun?
Baca Juga: Jatuh Bangun Militer Mesir Kuno, Pasukan Paling Ganas di Dunia Kuno
Dalam kasus 12 tangan yang terputus ini, penelitian tersebut mengatakan bahwa mereka mungkin diberikan "sebagai hadiah dalam sebuah acara publik yang diadakan di istana."
Namun sebelum analisis baru ini, tangan yang diamputasi sebelumnya paling sering dikaitkan dengan bentuk hukuman, di mana para penjahat diamputasi untuk membuat orang lain jera.
Sekarang, setelah diketahui bahwa tangan yang terputus dikaitkan dengan praktik pengambilan trofi, dapat berspekulasi bahwa seperti mumi utuh, tangan diyakini memiliki sifat magis yang membantu almarhum di alam baka.
Dan dengan demikian, tangan dengan hati-hati dipotong dari musuh dan dipersembahkan sebagai persembahan kepada para dewa.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Nature,Ancient Origins |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR