Lebih lanjutnya, Raghavan dan tim membuat konsep yang disebut "ruang keadaan". Ruang ini akan mewakili semua konfigurasi sistem pertanian yang memungkinkan. Dalam konsep itu menghitung variabel ruang pertanian, seperti jenis tanaman atau tanah, kondisi cuaca, irigasi, pemupukan, atau sistem pengendalian hama.
Lewat cara ini, jelas para peneliti, memungkinkan petani dan peneliti pertanian untuk bisa mengeksplorasi jalan dan strategi yang tersedia. Yang terlibat dalam industri pertanian bisa mengambil ruang atau variabel tertentu yang bisa dihitungkan di atas, ditempatkan dalam sistem untuk melihat mana yang berhasil.
Sistem ini melibatkan analitik dan pembelajaran mesin pada variabel. Sehingga, petani dan peneliti bisa melihat berbagai pendukung keberhasilan di sawah atau ladang. Misalnya, menganalisis pola antara hasil panen dan kadar air tanah, atau menyimulasikan penanaman berbagai jenis tanaman bersama untuk keanekaragaman hayati.
“Begitu kita dapat memahami pertanian dengan cara ini, kita kemudian dapat membingkai ulang banyak pertanyaan penelitian dan pertanyaan perencanaan pertanian sebagai pencarian melalui ruang dari semua kemungkinan keadaan pertanian yang mungkin berakhir, dengan keadaan tertentu yang lebih diinginkan daripada yang lain,” lanjut Raghavan.
Baca Juga: Teknik Pertanian Tradisional Asia Tenggara Bisa Menjadi Solusi Global
Baca Juga: Sistem Lumbung Pangan Punya Masalah di Bidang Lingkungan dan Sosial
Baca Juga: Menyulap Limbah Padi Indonesia Menjadi Energi Listrik Berbiaya Rendah
Baca Juga: Bahu-membahu Nelayan Wujudkan Perikanan Berkelanjutan Papua Barat Daya
“Hal ini memungkinkan kami untuk membandingkan dan membedakan berbagai pendekatan pertanian, mengeksplorasi dan menggabungkan teknik, dan kemudian mencari ruang keadaan dalam simulasi untuk teknik pertanian baru yang belum pernah dicoba sebelumnya dan di mana coba-coba di dunia nyata akan jauh terlalu mahal. dan memakan waktu.”
Raghavan juga menyimpulkan bahwa cara ini bisa membantu para petani yang hendak memulai cocok tanam untuk meringkas waktu. Selama ini di ladang atau sawah, petani kerap melakukan eksperimen untuk mengetahui mana yang gagal dan berhasil.
“Sebaliknya, dengan kerangka kerja konseptual dan akhirnya kerangka kerja perangkat lunak ruang keadaan," Raghavan menjelaskan.
"Seorang petani dapat menguraikan tujuan—seperti panen yang beragam dengan hasil tinggi dan kemungkinan keuntungan tinggi untuk sebidang tanah tertentu—dan meminta sistem menjelajahi ruang keadaan dan menghasilkan kemungkinan campuran tanaman, penempatan, dan teknik pengelolaan yang memenuhi kriteria petani.”
Source | : | EurekAlert! |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR