Nationalgeographic.co.id—Sejarah Kekaisaran Jepang dibagi menjadi periode waktu yang besar. Salah satu periode yang dikenal karena pengaruhnya yang mendalam terhadap identitas Jepang adalah Periode Heian. Selama periode ini, banyak munculnya Buddhisme dengan penyebaran sekte dan filosofi baru.
Mencakup hampir empat abad dari 794 hingga 1185 M, itu muncul sebagai era kritis yang menandakan mekarnya budaya asli Jepang. Periode ini tanpa terhalang oleh pengaruh Tiongkok yang dominan pada zaman sebelumnya.
Periode Heian Kekaisaran Jepang mengambil namanya dari kota Heian-kyo, sekarang Kyoto, yang didirikan sebagai ibu kota baru setelah pergeseran dari Nara.
Sebagai jantung politik dan budaya, Heian-kyo menyaksikan terungkapnya perubahan dramatis dalam pemerintahan, pola ekonomi, dan tradisi artistik.
Selama periode inilah Jepang melihat puncak kekuasaan istana kekaisaran, bersama dengan dominasi klan Fujiwara yang mencolok.
Signifikansi era ini melampaui politik menjadi kemajuan budaya dan seni yang luar biasa. Kemewahan sastra, puisi, seni, dan arsitektur, yang dicirikan oleh gaya Jepang yang berbeda, merangkum estetika halus dan tata krama masyarakat Heian.
Periode yang melihat pengaruh agama Buddha yang semakin dalam, menyatu dengan kepercayaan asli Shinto, sangat membentuk spiritual, seni, dan kehidupan sehari-hari.
Namun, periode Heian bukan hanya masa perbaikan dan kemewahan budaya. Tahun-tahun terakhirnya meramalkan pergeseran bertahap dalam dinamika kekuasaan, kebangkitan kelas prajurit, dan akhirnya penurunan otoritas istana kekaisaran, yang membuka jalan bagi era feodal Jepang.
Revolusi Politik Periode Heian Kekaisaran Jepang
Pada tahun 794 M, ibu kota Jepang dipindahkan dari Nara ke Heian-kyo, kota kedamaian dan ketenangan. Kota ini sekarang dikenal sebagai Kyoto.
Langkah ini didorong oleh Kaisar Kammu, dengan maksud untuk mengurangi pengaruh politik pendirian monastik Buddha di Nara, dan memusatkan kekuasaan di bawah pemerintahan kekaisaran.
Heian-kyo direncanakan dengan cermat dan meniru ibu kota Dinasti Tang, Chang'an, yang mencerminkan pengaruh Tiongkok yang masih merasuki sistem politik Jepang.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR