Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah Mesir kuno, Ramses II merupakan firaun yang legendaris. Kisah hidupnya terus digali untuk memenuhi rasa ingin tahu para pencinta Mesir kuno.
Memiliki gelar Ramses Agung, firaun ini meninggalkan serangkaian karya monumental yang menunjukkan kesuksesannya dalam memimpin. Ia termasuk sebagai salah satu firaun yang paling sukses dalam sejarah Mesir kuno.
Ramses hidup sekitar 90 tahun dan memerintah selama hampir 70 tahun. Berkat pembangunan istana dan monumen, para ahli mengetahui banyak tentang pencapaiannya dan sejarah Mesir kuno.
Selain itu, Ramses II dikenal memiliki banyak istri dan selir. Dari mereka, ada sekitar 100 putra dan putri Ramses II. Memiliki begitu banyak keturunan, apakah sang firaun menghadapi masalah dengan garis suksesi?
Istri kerajaan yang hebat
Salah satu aspek yang paling mencolok dari kisah Ramses II adalah para wanita yang mengelilinginya. Ia memiliki istri-istri dan selir-selir kerajaan, juga anak-anak perempuan. “Sebagian istri dan selir dinikahinya dengan tujuan politik,” tulis Maite Mascort di laman National Geographic.
Para istri dan selir melahirkan putra dan putri dalam jumlah yang luar biasa banyak dalam sejarah Mesir kuno. Beberapa catatan menyebutkan sebanyak seratus. Karena masa pemerintahannya yang panjang, banyak anak-anaknya yang lebih dulu meninggal dunia.
Dari seluruh istrinya, hanya dua yang diketahui memiliki peran penting. Mereka adalah Nefertari dan Isetnofret, dua istri pertama yang disebut sebagai Istri Agung Kerajaan.
Berbeda dengan Ramses II, hanya sedikit yang diketahui tentang sosok Istri Agung Kerajaan. “Seolah-olah Ramses ingin menyembunyikan keberadaan mereka," tambah Mascort.
Ketika menjadi wakil penguasa bersama ayahnya, Seti I, Ramses II menerima sebuah istana di Memphis. Selain itu, ia juga mendapatkan sebuah harem besar, termasuk dua Istri Agung Kerajaan.
Asal usul Nefertari dan Isetnofret tidak diketahui, namun hal itu tidak menghalangi spekulasi tentang mereka. Fakta-fakta menunjukkan bahwa Nefertari adalah istri kesayangan Ramses II. Kecantikannya dibuktikan pada patung dan lukisan di makamnya di Lembah Para Ratu.
Namun, tidak diketahui secara pasti seperti apa rupanya sebenarnya. Pasalnya, beberapa lukisan menimbulkan keraguan tentang siapa yang digambarkan. Misalnya, di Karnak, patung kecil Nefetari berdiri di kaki patung raksasa yang melambangkan Ramses II, suaminya.
Patung raksasa itu kemudian direbut oleh Firaun Pinedjem I, yang namanya tertulis di atasnya. Ciri-ciri kedua sosok tersebut mungkin telah dimodifikasi. Apakah hanya namanya saja yang diubah? Apakah wajah cantik itu masih milik Nefertari? Para ahli Mesir percaya demikian.
Nefertari mengambil bagian dalam acara resmi bersama Ramses. Dia ditampilkan merayakan penobatannya, dalam perayaan dewa Min, dan penobatan Nebunenef sebagai Imam Besar Amun.
Ramses II menunjukkan kesukaan yang jelas pada Nefertari, pengabdian yang layak untuk kisah cinta yang hebat. Ketika membangun kuil besar Abu Simbel, Ramses memastikan bahwa Nefertari, yang saat itu sudah meninggal, berada di bagian depan. Ia berada di samping Tuya, ibu Ramses.
Di kuil ini, Nefertari diubah menjadi Sopdet, bintang Sirius, yang kemunculannya menandakan banjir tahunan Sungai Nil. Lebih jauh ke utara, kuil kecil lainnya yang digali di dalam batu didedikasikan untuk Nefertari sendiri. Di sana dia diidentikkan dengan dewi Hathor. Pada fasadnya terukir sebuah penghormatan, “Nefertari, dialah yang disinari matahari.”
Apakah Isetnofret yang terlupakan? Sepertinya begitu. Sampai Nefertari meninggal, sekitar tahun 26 pemerintahan Ramses II, lukisan atau patung Isetnofret tidak muncul di banyak kuil yang dibangun raja di Nubia. Juga di Karnak dan Luxor, tempat Nefertari sering digambarkan.
Isetnofret akhirnya diwakili di beberapa kuil karena hubungannya dengan anak-anaknya. Gambaran Nefertari dapat dilihat di lebih banyak tempat. “Namun Isetnofret-lah yang melahirkan dua anak yang paling dekat di hati suaminya,” ungkap Marcort.
Seratus putra dan putri Ramses II dalam sejarah Mesir kuno
Ramses II memiliki sekitar seratus putra dan putri. Bersama istri dan selir, mereka semua tinggal di harem.
Dari anak-anaknya yang diakui, beberapa akan memainkan peran penting. Namun hanya mereka yang lahir dari Nefertari dan Isetnofret yang muncul di monumennya.
Di kuil Beit el Wali Nubia, Ramses muda ditampilkan sedang menumpas pemberontakan Nubia. Kereta kerajaan firaun diapit oleh dua sosok yang diidentifikasi sebagai Amenherkhepshef, anak tertuanya dengan Nefertari, dan Khaemwaset, putra Isetnofret.
Dari semua putra Ramses II, Khaemwaset diyakini sebagai putra kesayangannya. Alih-alih melawan kakaknya, Khaemwaset menjadi Grand Master of the Artisans of Ptah, gelar yang setara dengan Imam Besar Amun. Ia juga merestorasi sejumlah piramida atas nama ayahnya. Karyanya masih terlihat jelas pada piramida Unas, dari dinasti ke-5.
Putri dari istri-istri Ramses II juga memegang posisi penting di istananya. Faktanya, banyak yang menjadi istri kerajaan yang hebat setelah menikah dengan ayah mereka sendiri. Sudah menjadi kebiasaan bagi firaun dinasti ke-18 untuk menikahi putri mereka.
Ramses II mengangkat beberapa putri sebagai istri kerajaan yang hebat setelah kematian Nefertari dan Isetnofret. Bintanah (anak sulung Isetnofret) diikuti oleh Merytamon dan Nebettawy (putri Nefertari) dan Henutmire.
Jika Khaemwaset adalah putra kesayangan Ramses II, bukti-bukti menunjukkan bahwa Bintanath adalah putri kesayangannya. Ia tidak hanya diberi gelar Istri Agung Kerajaan tetapi juga Nyonya Dua Negeri dan Penguasa Mesir Hulu dan Hilir.
Bintanath menempati tempat istimewa pada fasad kuil Abu Simbel. Dia dan saudara perempuannya Nebettawy muncul di kedua sisi raksasa itu. Beberapa sejarawan meyakini ibu Nebettawy adalah Isetnofret, namun sejarawan lain menganggapnya sebagai putri Nefertari.
Bagaimana dengan garis suksesi?
Meski memiliki banyak anak, Ramses II tidak punya masalah dengan ahli waris. Namun putra-putranya terpaksa harus bersabar; ayah mereka memegang erat takhtanya selama hampir 70 tahun.
Ramses telah menempatkan anak-anaknya secara bebas di seluruh birokrasi, perusahaan, imamat, dan militer Mesir. Tujuannya untuk menumbuhkan loyalitas yang tidak secara alami ia berikan.
Ramses II adalah orang luar, orang utara yang berasal dari Delta Nil. Ia terputus dari kelompok elite kaya di Thebes selatan. Sumber kekuatan Ramses terletak pada ikatannya bukan dengan kelompok uang atau agama, namun dengan militer.
Menempatkan putra-putranya pada posisi-posisi berkuasa di seluruh Mesir membantu memperkuat kekuasaannya di wilayah-wilayah tersebut.
Pada saat Ramses II meninggal pada tahun 1213 Sebelum Masehi, ia berusia sekitar 90 tahun. Ia bahkan telah hidup lebih lama dari banyak putra-putranya. Amenherkhepshef, putra tertua sekaligus putra mahkota Ramses, meninggal saat ia berusia 25 tahun.
Anak Isetnofret, putranya Merneptah, yang berada di urutan ke-13, menggantikan Ramses. Merneptah berusia sekitar 60 tahun, melewati usia paruh baya, ketika ia menjadi firaun dan mengenakan mahkota ganda Mesir.
Setelah puluhan tahun menunggu untuk mengambil alih kekuasaan, Merneptah mungkin mengharapkan pemerintahan yang stabil, seperti pemerintahan ayahnya. Rupanya harapannya sia-sia.
Selama 10 tahun pemerintahannya, pasukannya berhasil mempertahankan Mesir dari serangkaian serangan musuh di timur dan barat. Namun benih yang ditaburkan oleh Ramses II menimbulkan kekacauan setelah kematian Merneptah. Terjadi perebutan takhta oleh keturunan Ramses II. Perebutan takhta itu akhirnya mendorong Mesir ke dalam periode kemunduran dan perang saudara.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR