Nationalgeographic.co.id—Di puncak kejayaannya, Kekaisaran Romawi melakukan perdagangan hingga ke luar wilayah kekaisaran. Meski jangkauannya tidak seluas Eropa di Abad Pertengahan, jaringan perdagangan Romawi membentang dari Afrika hingga India.
Perdagangan dipandang sebagai profesi yang kurang mulia dibandingkan pertanian di era Kekaisaran Romawi. Dan para politisi tidak dianjurkan untuk berpartisipasi karena bahaya yang mengancam selama perjalanan.
Mercatores (pedagang) biasanya merupakan kaum pleb atau orang bebas. Selain itu, banyak pemilik tanah kaya yang mengambil kesempatan untuk meraup keuntungan. “Pemilik tanah itu pun mempekerjakan agen untuk bertindak atas nama mereka,” tulis Matthew Flax di laman Owlcation.
Bagaimana barang dagangan dibawa?
Kekaisaran Romawi terkenal dengan pembangunan jalannya dan banyak barang diangkut melalui darat. Pada masa pemerintahan Kaisar Augustus, ada perluasan jalur perdagangan yang signifikan. Salah satunya adalah pembangunan jalan menuju Gurun Sahara.
Namun transportasi laut adalah metode yang lebih disukai oleh para pedagang di Kekaisaran Romawi. Bangsa Romawi adalah penguasa Mediterania, membangun mercusuar dan “membersihkan” lautan dari bajak laut. Mereka memiliki kapal yang mampu mengangkut barang hingga 300 ton.
Barang-barang tersebut dibongkar di pelabuhan seperti Ostia (dekat Roma), Seleucia Pieria di Antiokhia, Aleksandria, dan Spasinu Charax (Irak modern).
Ostia adalah pelabuhan terpenting karena letaknya yang dekat dengan Roma. Konon didirikan pada abad ke-7 Sebelum Masehi oleh Raja Romawi Ancus Marcius.
Pada tahun 409 Masehi, Alaric dari Goth merebut Ostia. Peristiwa itu menyebabkan kekurangan pangan besar-besaran di Roma. Hal ini menunjukkan betapa signifikannya penurunan kekuatan Romawi pada saat ini.
Siapa yang melakukan perdagangan dengan Kekaisaran Romawi?
Kapal-kapal Romawi berlayar di sepanjang pantai timur Afrika, berdagang dengan kerajaan-kerajaan besar dan suku-suku asing. Kerajaan Aksum di Afrika adalah mitra dagang utama Kekaisaran Romawi.
Rahasia Mengontrol Populasi Nyamuk: Aedes aegypti Jantan Tuli Tidak Bisa Kawin!
Source | : | owlcation.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR