Nationalgeographic.co.id—Sejarah dunia mencatat bahwa pada abad keempat belas, Wabah Hitam menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa dan sedikit wilayah Asia, termasuk kekaisaran Bizantium. Wabah ini telah membunuh hingga 60 persen penduduk Eropa pada saat itu.
Wabah hitam adalah pandemi paling mematikan yang pernah tercatat dalam sejarah dunia. Dengan perkiraan 75 hingga 200 juta orang meninggal akibat wabah ini di seluruh Eropa dan sedikit wilayah Asia dan Afrika Utara dari tahun 1346 hingga 1353.
Wabah ini menyebabkan banyak korban jiwa, khususnya di Eropa
Hilangnya banyak nyawa di Eropa berdampak pada benua ini selama berabad-abad. Baru pada abad ke-16 populasi benua ini mencapai tingkat sebelum terjadinya Wabah Hitam.
Meskipun wabah ini tidak pernah separah wabah yang terjadi pada Abad Pertengahan, wabah ini muncul kembali secara berkala di Eropa hingga abad ke-19, terutama pada abad ke-17.
Pandemi ini terkait dengan bakteri Yersina pestis, atau Y. pestis, yang disebarkan melalui kutu. Bakteri Y. pestis dapat menyebabkan tiga jenis wabah pada manusia: pes, septikemia, dan pneumonia.
Versi pes dari wabah ini adalah yang paling terkait dengan Wabah hitam. Hal ini membuat penderitanya tidak toleran terhadap cahaya, demam, muntah darah, dan kelelahan.
Penyakit pes menyebabkan penderitanya sakit kepala, mengigau, dan nyeri pada anggota badan. Yang paling penting, penyakit ini juga terkait dengan bubo, atau pembengkakan kelenjar getah bening, sering kali di selangkangan dan ketiak.
Kebanyakan orang, sekitar 80 persen, yang tertular penyakit pes akan meninggal dalam waktu dua hingga tujuh hari setelah terinfeksi.
Versi wabah septikemik dan pneumonia lebih fatal daripada wabah pes dan menyebar melalui gigitan kutu atau melalui kontak dengan tetesan udara dari orang yang terinfeksi.
Sekitar 90 persen orang yang tertular wabah pneumonia, yang menyerang paru-paru, meninggal. Ini menyebabkan batuk akut, dan penderitanya batuk darah.
Wabah septikemia memiliki angka kematian hampir 100 persen karena merupakan infeksi darah. Karena perkembangan wabah septikemia begitu cepat, pasien cenderung meninggal dalam waktu satu hari atau bahkan beberapa jam setelah infeksi awal.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR