Nationalgeographic.co.id—Helen dari Troya telah menjadi salah satu tokoh paling terkenal dalam mitologi Yunani kuno selama ribuan tahun. Dalam dunia magis dan penuh misteri ini, kisah kelahiran Helen dari Troya mungkin tidak begitu dikenal oleh banyak orang.
Seperti kebanyakan cerita dalam mitologi Yunani, kisah ini menggabungkan campur tangan dewa-dewa dengan kehidupan manusia biasa. Helen, yang terkenal sebagai wanita yang memicu pelayaran seribu kapal dalam Perang Troya, memiliki cerita kelahiran yang sama menariknya dengan peran ikonisnya dalam perang tersebut.
Kisah kuno Yunani ini telah menginspirasi banyak pelukis dan penulis selama berabad-abad, memberikan kita perspektif unik tentang hubungan antara manusia dan dewa, serta wawasan berharga mengenai cara berpikir dan kepercayaan masyarakat Yunani kuno tentang kelahiran.
Kisah kelahiran Helen dari Troya dalam mitologi Yunani
Helen adalah anak dari Leda, ratu Sparta, dan suaminya, Raja Tyndareus. Namun, detail menarik dari cerita ini adalah bahwa Tyndareus sebenarnya bukan ayah Helen. Ayahnya yang sebenarnya adalah Zeus, raja para dewa yang legendaris dalam mitologi Yunani.
Menurut mitologi Yunani, Zeus jatuh cinta pada Leda karena kecantikannya yang sempurna dan memutuskan untuk menyamar menjadi angsa guna menarik perhatian dan memikatnya. Interaksi ini dalam kehidupan Zeus telah menjadi fokus dari banyak karya seni dan sastra yang indah.
Kisah yang tidak biasa dan mitologis ini tentu menambah kedalaman signifikan pada karakter Helen, membedakannya dari manusia lainnya.
Fakta bahwa Zeus adalah ayah kandungnya menempatkannya dalam posisi yang sepenuhnya berbeda, karena ia digambarkan sebagai sosok dewa sekaligus wanita manusia.
Meskipun kecantikannya legendaris dan sering dianggap sebagai penyebab Perang Troya itu sendiri, asal-usul kelahirannya yang unik sebagai telur yang menetas dari Leda memberinya sifat mistis dan eksentrik.
Hal itu telah memikat para penggemar mitologi Yunani kuno sepanjang abad. Menginspirasi banyak seniman dalam karya mereka.
Ada banyak versi cerita mengenai kelahiran Helen, karena tidak ada satu cerita pun yang pasti dalam mitologi Yunani. Dalam beberapa versi, telur yang membawanya ke dunia ini diletakkan oleh Nemesis, dewi hukuman bagi kesombongan, bukan oleh Leda.
Baca Juga: Kisah Helen yang Jadi Kambing Hitam Perang Troya dalam Mitologi Yunani
Namun, versi yang paling terkenal adalah yang menggambarkan bagaimana Leda didekati oleh Zeus yang menyamar sebagai angsa. Mereka kemudian berhubungan intim dan Leda menghasilkan telur yang kemudian menetaskan Helen.
Dalam versi alternatif cerita ini, Zeus secara aktif mengejar Nemesis. Untuk menghindarinya, Nemesis terpaksa berubah menjadi berbagai spesies sebelum akhirnya mengambil wujud seekor angsa.
Zeus kemudian menyamar sebagai angsa, yang mengakibatkan mereka berhubungan intim dan menghasilkan telur yang diberikan kepada Leda.
Helen Menyebabkan Perang Troya
Saat masih gadis muda, Helen dibawa pergi oleh Theseus, tetapi dia diselamatkan oleh saudara-saudaranya. Ia juga merupakan saudara perempuan Klytemnestra, yang menikahi Agamemnon.
Para pelamar Helen, termasuk Odysseus, datang dari seluruh Yunani, dan dari antara mereka ia memilih Menelaus, adik laki-laki Agamemnon. Namun, selama Menelaus tidak ada, Helen melarikan diri ke Troya bersama Paris, putra raja Troya Priam, tindakan yang akhirnya menyebabkan Perang Troya.
Ketika Paris terbunuh, Helen menikahi saudara Paris, Deiphobus, yang ia khianati kepada Menelaus setelah Troya direbut. Menelaus dan Helen kemudian kembali ke Sparta, tempat mereka hidup bahagia sampai akhir hayat mereka.
Menurut salah satu varian cerita, Helen, dalam keadaan janda, diusir oleh anak-anak tirinya dan melarikan diri ke Rhodes, di mana dia digantung oleh ratu Rhodos, Polyxo, sebagai pembalasan atas kematian suaminya, Tlepolemus, dalam Perang Troya.
Namun, penyair Stesichorus menceritakan dalam versi keduanya bahwa Helen dan Paris terdampar di pantai Mesir dan Helen ditahan di sana oleh Raja Proteus.
Dengan demikian, Helen yang dibawa ke Troya adalah sebuah ilusi, sedangkan yang sebenarnya berhasil dipulihkan oleh suaminya dari Mesir setelah perang. Versi cerita ini digunakan oleh Euripides dalam dramanya yang berjudul Helen.
Helen disembah dan memiliki festival di Therapnae di Laconia; dia juga memiliki kuil di Rhodes, di mana dia dipuja sebagai Dendritis (dewi pohon).
Seperti saudara-saudaranya, Dioscuri, dia adalah dewa pelindung para pelaut. Namanya berasal dari sebelum era Helenik dan dalam kultusnya mungkin berasal dari periode pra-Yunani.
Helen dalam Seni
Mitos Leda dan Angsa telah menjadi tema populer dalam seni Renaisans, dengan beberapa karya yang menggambarkan godaan surgawi oleh raja para dewa.
Seniman seperti Leonardo da Vinci berusaha menggambarkan keindahan mitos ini. Leonardo da Vinci menciptakan dua karya tentang Leda dan Angsa, kemungkinan antara tahun 1503 dan 1510.
Selain itu, terdapat beberapa gambar oleh Da Vinci, serta salinan minyak, terutama dari komposisi kedua, di mana Leda berdiri, memberikan kita pandangan yang baik tentang reinterpretasi Da Vinci terhadap cerita ini.
Penculikan Helen oleh Paris sering disebut sebagai penyebab konflik antara Yunani dan Troya serta Perang Troya yang mengikutinya.
Namun, kisah kelahiran Helen ini menjelaskan banyak hal tentang nasibnya dan meletakkan dasar bagi kecantikan serta kekuatannya yang tak terhindarkan, baik atas pria maupun dewa.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR