Nationalgeographic.co.id—Catatan sejarah dunia mengisahkan satu perjalanan panjang. Sosok kunci dari perubahan paradigma perbudakan yang terjadi dalam kurun sejarah di Dunia Baru, Amerika. Dialah Bartolomé de las Casas.
Bartolomé de las Casas lahir di Seville pada 11 November 1484. Ia tercatat sebagai "seorang misionaris dan sejarawan Spanyol, mengabdikan hidupnya untuk membela penduduk asli Amerika yang dianiaya oleh sesama orang Eropa," tulis Khalid Elhassan.
Ia menulisnya kepada History Collection dalam artikel berjudul Misreported Historical Facts That Are Anything But Factual, yang diterbitkan pada 30 Oktober 2024.
Pertemuan pertama Las Casas dengan masyarakat Indian terjadi bahkan jauh sebelum ia melakukan pelayarannya sendiri ke benua Amerika. Dalam Historia de las Indias, ia menulis tentang kembalinya Christopher Columbus ke Seville, pada tahun 1493.
Las Casas mencatat telah melihat "tujuh orang Indian" dalam rombongan Christopher Columbus, yang dipamerkan di sekitar Iglesia de San Nicolás de Bari, bersama dengan "burung beo hijau yang cantik, berwarna cerah."
Tiga tahun kemudian, pada tahun 1502, Bartolomé de las Casas berimigrasi dengan ayahnya ke pulau Hispaniola—pulau yang saat ini mencakup Republik Dominika dan Haiti, dalam ekspedisi Nicolás de Ovando.
Las Casas mendapat hacienda—sebuah estate, seperti vila Romawi, atau juga dalam bentuk perkebunan, pertambangan atau pabrik—dan pemilik budak, menerima sebidang tanah di provinsi Cibao. Awalnya, ia melihat perbudakan adalah suatu hal yang wajar.
"Dia bahkan bergabung dengan ekspedisi militer untuk menangkap dan memperbudak lebih banyak penduduk asli," imbuh Khalid.
Pada bulan September 1510, sekelompok biarawan Dominikan tiba di Santo Domingo yang dipimpin oleh Pedro de Córdoba. Para biarawan itu pada terkejut oleh ketidakadilan yang dilakukan oleh pemilik budak terhadap orang-orang Indian.
Akibat melihat kekejian itu, para biarawan memutuskan untuk menolak penghapusan dosa para pemilik budak. Las Casas termasuk di antara mereka yang ditolak pengakuan dosanya karena alasan perbudakan.
Pada bulan Desember 1511, seorang pendeta Dominikan Fray Antonio de Montesinos menyampaikan khotbah yang berapi-api yang melibatkan para penjajah dalam genosida penduduk asli.
Baca Juga: Sisi Gelap Abraham Lincoln dalam Sejarah AS, Benarkah Sosok Humanis?
Pada tahun 1513, Las Casas berpartisipasi dalam penaklukan Kuba bersama dengan Diego Velázquez de Cuéllar dan Pánfilo de Narváez. Ia berpartisipasi dalam kampanye di Bayamo dan Camagüey dan dalam pembantaian Hatuey.
Di sana, ia benar benar melihat dan menyaksikan banyak kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang Spanyol terhadap penduduk asli Ciboney dan Guanahatabey yang notabene suku Indian.
Pada tahun 1514, Las Casas mempelajari sebuah bagian dalam buku Ecclesiasticus (Sirakh)dan merenungkan maknanya. Las Casas akhirnya yakin bahwa semua tindakan para kolonialis Spanyol di Dunia Baru adalah ilegal dan merupakan ketidakadilan besar.
"Las Casas berubah pikiran, ketika hati nuraninya mulai menggerogotinya. Ia menjadi pendeta, meninggalkan hacienda dan budak-budaknya, menyerukan diakhirinya sistem encomienda, dan mengadvokasi hak-hak penduduk asli," terus Khalid.
Ia melihat penganiayaan penduduk asli oleh orang Eropa sebagai tindakan yang ilegal dan tidak bermoral, dan pada tahun 1515 mengajukan petisi kepada pihak berwenang untuk melindungi penduduk asli Amerika.
Las Casas tiba di Spanyol dengan rencana meyakinkan Raja untuk mengakhiri sistem encomienda. Ini lebih mudah dipikirkan daripada dilakukan, karena sebagian besar orang yang berada di posisi kekuasaan sendiri adalah encomenderos atau mendapatkan keuntungan dari masuknya kekayaan dari Hindia.
Pada Malam Natal tahun 1515, Las Casas bertemu dengan Raja Ferdinanda dan membahas situasi di Amerika yang menimpa penduduk asli Indian. Raja setuju untuk mendengarkannya lebih rinci di kemudian hari. Namun, raja tetap tidak terkesan.
Upaya lainnya untuk menemui Raja Ferdinand mencari jalan lain tak membuahkan hasil. Hal itu tidak pernah terjadi, lantaran Raja Ferdinand wafat pada tanggal 25 Januari 1516.
Las Casas bukanlah untuk mengakhiri perbudakan sebagai sebuah institusi, tetapi untuk mengakhiri penyiksaan fisik dan penderitaan orang Indian. Meski di sisi lain, Las Casas bertanggung jawab pada pembenaran perbudakan terhadap ras kulit hitam, Afrika.
Berkat upaya keras Las Casas, dibentuklah Protectoría de Los Indios oleh Bupati Agung Kardinal Ximenez Cisneros, sebuah kantor administratif koloni Spanyol yang bertanggung jawab untuk memperhatikan kesejahteraan penduduk asli.
Selain itu, para komisaris ini juga bertugas untuk memberikan laporan saksi mata yang terperinci tentang penganiayaan dan peradilan atau perlindungan hukum penduduk asli Amerika di bawah otoritas koloni Spanyol.
Las Casas diberi gaji tahunan sebesar seratus peso. Di kantor baru ini Las Casas didapuk sebagai penasihat bagi gubernur baru sehubungan dengan masalah yang terjadi pada penduduk asli, dan mengirim laporan kepada raja di Spanyol.
Perjuangannya tidak mudah. Ia mendapat berbagai permasalahan dan tuduhan yang menjatuhkannya. Namun, ia terus menulis buku dan laporan yang membuat gagasannya dibaca orang kebanyakan.
Pada tahun 1565, ia menulis surat wasiat terakhirnya, menyerahkan perpustakaannya yang sangat banyak kepada college. Bartolomé de Las Casas meninggal pada tanggal 18 Juli 1566, di Madrid.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR