Ada juga dugaan bahwa Briareus, atau Aegaeon, adalah sisa-sisa dari sosok dewa laut pra-Yunani yang kemudian tergantikan oleh Poseidon dalam mitologi Yunani. Nama "Aegaeon," yang berarti "dia dari Laut Aegea," terkadang digunakan untuk merujuk pada Poseidon sendiri.
Bahkan, dalam beberapa catatan, ada cerita tentang seseorang bernama Aegaeon yang dikalahkan Poseidon dan dimakamkan di Frigia, makam yang kemudian dilihat oleh para Argonaut dalam kisah Argonautica.
Kisah-kisah ini seolah mempertegas bahwa Briareus adalah bagian dari warisan mitos yang lebih tua, sebelum akhirnya diserap ke dalam narasi Yunani sebagai bagian dari Hecatoncheires.
"Kisah Briareus dan saudaranya adalah perpaduan antara mitologi, simbolisme kekuatan purba, dan kebingungan sejarah yang berlapis," kata Lary.
Mereka bukan hanya makhluk raksasa dengan kemampuan luar biasa, tetapi juga cerminan dari bagaimana mitos berubah dan berkembang seiring waktu, membawa serta sisa-sisa cerita yang lebih tua dan menyatukannya dengan legenda yang lebih baru.
Hecatoncheires, para makhluk bertangan seratus, menempati posisi yang unik dalam mitologi Yunani. Mereka bukanlah dewa dalam pengertian yang biasa. Tidak seperti Themis, yang melambangkan keadilan dan ketertiban, atau Iapetus, yang melambangkan kematian, mereka tidak memiliki wilayah kekuasaan tertentu yang mencerminkan sifat ilahi mereka.
"Namun, jejak mitos menunjukkan bahwa Briareus, salah satu dari tiga Hecatoncheires, memiliki hubungan erat dengan laut, yang mungkin mengakar pada kisah-kisah lama tentang dewa laut sebelum Poseidon," paparnya.
"Bahkan, Aelian dalam Varia Historia mencatat bahwa Pilar Hercules awalnya disebut Pilar Briareus, sebelum diubah untuk menghormati sang pahlawan."
Selain itu, Hecatoncheires juga dikaitkan dengan kekuatan alam yang liar dan destruktif. Beberapa sumber menggambarkan mereka sebagai perwujudan badai, awan gelap, dan angin kencang yang menghancurkan.
Mereka bahkan disebut mewakili gempa bumi dan kekacauan alam lainnya. Hubungan ini menyiratkan bahwa Hecatoncheires, atau setidaknya Briareus, mungkin terhubung dengan sosok dewa badai purba, mirip dengan Baal dalam mitologi lain.
Namun, takdir para Hecatoncheires dimulai dengan penderitaan. Uranus, ayah mereka, merasa terancam oleh keberadaan anak-anaknya. Dalam ketakutan bahwa mereka akan merebut kekuasaannya, ia memenjarakan mereka segera setelah lahir, menyembunyikan mereka di dalam bumi.
Baca Juga: Prometheus dan Adam-Hawa: Kejatuhan dari Surga atau Kebangkitan?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR