Data penerbangan menunjukkan bahwa pesawat itu jatuh 54 m dalam waktu kurang dari satu detik. Hal ini menghantam mereka yang tidak terikat di kursi ke panel langit-langit di atas mereka. Lebih dari 100 penumpang memerlukan perawatan medis saat mendarat dan sekitar 50 dirawat di rumah sakit.
Ahli meteorologi dan penerbangan memperingatkan bahwa turbulensi hanya akan meningkat seiring dengan perubahan pola cuaca. Dan juga semakin intensif karena perubahan iklim.
Catatan menunjukkan bahwa turbulensi udara jernih meningkat. Serangkaian studi terkini menganalisis data satelit selama lebih dari 40 tahun dilakukan oleh ilmuwan dari University of Reading.
Mereka menemukan bahwa geseran angin yang menimbulkan ketidakstabilan dalam aliran jet telah meningkat sebesar 15 persen sejak 1979. Dan turbulensi udara jernih yang parah pada beberapa rute penerbangan tersibuk meningkat sebesar 55 persen selama periode yang sama.
Pada tahun 2050, pilot dapat menghadapi setidaknya dua sampai tiga kali lipat turbulensi parah yang mereka alami saat ini. Hal ini mungkin terjadi bila tren pemanasan terus berlanjut.
Meskipun angka-angka ini mengkhawatirkan, risiko absolut bagi setiap penumpang masih sangat kecil.
Menurut Badan Penerbangan Federal AS, hanya 163 orang yang mengalami cedera serius akibat turbulensi antara tahun 2009 dan 2022. Dan hampir 80 persen dari mereka adalah awak kabin. Dari 800 juta penerbangan domestik dan internasional yang lepas landas dari Amerika Serikat setiap tahun, sekitar 5.500 mengalami turbulensi parah.
Kebanyakan cedera terjadi pada mereka yang tidak mengenakan sabuk pengaman. Jadi langkah terpenting yang dapat Anda lakukan untuk tetap aman adalah mengenakan sabuk pengaman setiap kali Anda duduk.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR