Baca Juga: Apa yang Kita Harapkan Setelah 130 Tahun Penemuan Pithecantropus erectus?
Meski begitu, sejak awal Dubois menyatakan bahwa calotte (tulang tengkorak atas) dan tulang paha ditemukan pada tingkat atau lapisan yang sama di lokasi tersebut, meskipun keduanya berjarak sekitar 15 meter. Pernyataan ini kemudian ia revisi menjadi jarak 10–12 meter.
"Namun, bukti dokumentasi lain dari periode yang sama membawa keraguan," kata para peneliti. Mereka meyebut Nicholas Bartsiokas dan Michael H. Day mempertanyakan klaim bahwa kedua fosil itu berasal dari lapisan yang sama.
Mereka mencatat bahwa karena kemiringan lapisan bawah di lokasi tersebut, tulang paha—meskipun ditemukan pada ketinggian absolut yang sama terhadap sungai—bisa saja berasal dari lapisan stratigrafi yang lebih baru.
Penelitian lebih lanjut mendukung keraguan ini. Geeske Barstra, paleontologis asal Belanda, menemukan bukti bahwa beberapa endapan di lokasi Trinil berasal dari periode Plistosen Akhir, yang lebih baru dibandingkan waktu yang diasumsikan untuk calotte. Selain itu, bukti kimia lainnya juga menunjukkan bahwa tulang paha Trinil kemungkinan berasal dari waktu yang berbeda dibandingkan calotte.
Morfologi tulang paha itu sendiri menambah kompleksitas. Bentuknya yang sangat modern—bahkan lebih modern dibandingkan fosil Neandertal yang ditemukan pada masa itu—menimbulkan pertanyaan tentang usianya.
Dubois tampaknya menyadari potensi masalah ini dan mencoba menunjukkan beberapa ciri unik tulang paha tersebut. Meski ciri-ciri ini tidak mengubah fungsinya secara keseluruhan, ia berpendapat bahwa fitur-fitur tertentu, seperti permukaan poplitea yang lebih cembung, membedakan tulang paha ini dari manusia modern.
Pernyataan Dubois pada sebuah pertemuan tahun 1895 menggarisbawahi kontradiksi ini: “Tulang paha ini memiliki karakter manusia … tetapi itu tidak berarti bahwa itu adalah tulang paha manusia.”
Namun, peneliti lain, seperti David Hepburn (1896) dan Sir Karl Pearson dan Julia Bell (1919), menunjukkan bahwa ciri-ciri yang disebutkan Dubois sebenarnya juga bisa ditemukan pada manusia modern.
Temuan tulang paha dari Zhoukoudian, yang terkait dengan tengkorak mirip calotte Trinil tetapi menunjukkan morfologi berbeda, juga menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang usia dan hubungan tulang paha Trinil.
Franz Weidenreich mencatat beberapa ciri khas tulang paha Zhoukoudian yang membedakannya dari tulang paha manusia modern. Fitur ini termasuk pelebaran mediolateral (ML) yang signifikan pada poros (platymeria), lebar ML minimum yang terletak jauh di bawah bagian tengah poros, serta korteks tulang yang lebih tebal.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR