Spesimen-spesimen tersebut telah mengajarkan kita bahwa ikan laut dalam itu menciptakan cahayanya sendiri berkat hubungan simbiosisnya dengan bakteri bioluminesensi.
Dan banyak spesies ikan anglerfish—meskipun tidak selalu yang ini—bereproduksi dengan cara yang cukup mencolok: Ikan jantan yang jauh lebih kecil, terkadang beberapa ekor sekaligus, akan benar-benar menyatukan tubuh mereka dengan ikan betina, yang memanfaatkan materi genetik mereka saat ia siap bereproduksi.
Jara mengatakan bahwa warisan ikan laut dalam ini akan terus hidup, karena ia dan rekan-rekannya mengumpulkan tubuhnya dan memberikannya ke Museum of Nature and Archaeology of Tenerife.
Meskipun tidak semua ikan anglerfish hidup di laut dalam, Evans mengatakan bahwa kita terus belajar tentang hewan-hewan ini. Bahkan, ia baru-baru ini menerbitkan sebuah penelitian di jurnal pracetak bioRxiv yang merinci bagaimana ikan anglerfish menjadi lebih beragam saat mereka menjajah habitat laut dalam—sesuatu yang mengejutkan.
"Laut dalam bukanlah lingkungan yang ramah," jelas Evans. "Anda mengalami tekanan yang sangat kuat, dan hanya ada sedikit makanan."
Momen-momen seperti ini seharusnya menjadi pengingat bahwa ada kehidupan tersembunyi di kedalaman laut yang jarang kita pikirkan atau lihat.
"Habitat laut dalam adalah ruang hidup terbesar di Bumi, dan merupakan rumah bagi sebagian besar hewan yang hidup di planet ini. Kita adalah pengecualian," kata Robison. "Kita hanya tahu sedikit tentang apa yang ada di kedalaman."
Menuju Era Baru Pengelolan Kawasan Konservasi Pesisir Pulau-Pulau Kecil di Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR