"Gagasan utamanya adalah membangun sistem pengawasan sehingga kita dapat memantau ketika sesuatu memasuki suatu negara," ujarnya. "Ini bukan hanya untuk menghadapi pandemi, tetapi juga untuk setiap ancaman biologis, termasuk yang berpotensi mengganggu keamanan nasional."
St-Onge menambahkan, "Ada banyak informasi berharga yang bisa kita peroleh terkait kemunculan wabah yang dapat menjadi panduan dalam menentukan respons yang tepat."
Menurutnya, membangun 10 hingga 20 bandara pengawas adalah skala yang ideal untuk mengembangkan jaringan ini.
Vespignani menjelaskan bahwa menguji 20 hingga 30% pesawat yang tiba di bandara-bandara tersebut akan memberikan "hasil yang sangat baik." Ia juga mengakui, "Akan sangat ideal jika kita dapat melakukannya untuk semua pesawat di semua bandara, tetapi tentu saja kita tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk itu."
Platform metagenomik memungkinkan skrining sampel dengan cepat untuk sejumlah besar patogen, bakteri, dan virus, termasuk yang termasuk dalam "daftar yang paling dicari," seperti H5N1, kata Vespignani.
Mengenai masalah tanggung jawab yang menghalangi identifikasi asal maskapai penerbangan dari air limbah, dan karena beberapa air limbah mungkin berasal dari tangki terpusat di bandara, Vespignani menjelaskan bahwa agen pengawasan akan menentukan asal-usul patogen dengan menggunakan sistem triangulasi yang akan berfungsi seperti pemindaian CAT.
"Setelah lima hingga 10 deteksi, kita dapat mengetahui asalnya, jalur penularan virus, dan perkiraan waktu dimulainya wabah," katanya.
"Kita dapat melihat apakah kita mengamati sinyal di New York, atau jika ada serangan di Los Angeles. Ada banyak tindakan yang dapat Anda ambil jika Anda memiliki kesadaran situasional yang memadai," pungkasnya.
Hemat daya dengan pemahaman lebih baik
Jaringan penjaga berpotensi mulai mendeteksi varian SARS-CoV-2 B.1.1.7 hingga dua bulan sebelum varian ini benar-benar terdeteksi di Inggris, menurut Alessandro Vespignani.
Sistem pengawasan air limbah bandara dapat menangkap patogen yang dibawa oleh pelancong tanpa gejala, termasuk mereka yang telah pulih dari infeksi tetapi masih mengeluarkan virus, kata Dr. St-Onge.
Baca Juga: Bukan Bau Busuk, Penelitian Ungkap Mumi Kuno Ternyata Berbau Sedap, Ini Rahasianya
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR