Namun, terkait klaim bahwa lemak sapi dapat membuat kulit bercahaya, menyembuhkan jerawat, atau memberikan efek kencang seperti Botox, para dermatolog masih skeptis. Masalah utamanya adalah kurangnya bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
"Ini adalah tren di mana popularitasnya berkembang lebih cepat daripada penelitian ilmiahnya," kata Rajani Katta, dokter kulit bersertifikat dan profesor klinis dermatologi di University of Texas, Houston.
Sebuah tinjauan ilmiah pada tahun 2024 menemukan bahwa beef tallow memang memiliki sifat melembapkan, tetapi komposisi terbaik antara tallow dan bahan tambahan lainnya masih belum jelas.
Meskipun ada penelitian awal yang menunjukkan beberapa manfaat terapeutik untuk kondisi kulit tertentu, efek samping jangka pendek maupun jangka panjang dari penggunaan beef tallow masih belum diketahui.
"Ada banyak kesenjangan penelitian dalam penggunaan lemak sapi untuk kulit manusia," tulis para peneliti dalam laporan tersebut.
Selain itu, meskipun ada klaim bahwa beef tallow memiliki akar dalam pengobatan tradisional Tiongkok, hal ini tidak sepenuhnya akurat.
Lixing Lao, profesor dan presiden Virginia University of Integrative Medicine, menyebut bahwa meskipun ada bukti penggunaan lemak sapi dalam pengobatan kuno, lemak sapi bukanlah obat yang umum digunakan untuk mengatasi gangguan kulit.
XiuMin Li, profesor patologi, mikrobiologi, dan imunologi di New York Medical College, menambahkan bahwa lemak hewani memang pernah digunakan sebagai bahan pembawa (seksipien) untuk ramuan herbal dalam pengobatan Tiongkok, tetapi efektivitasnya untuk perawatan kulit masih belum terbukti secara konsisten.
Friedman juga memperingatkan bahwa meskipun beef tallow terlihat alami dan aman, ada risiko kontaminasi jika sumbernya tidak bersih atau jika proses pengolahannya tidak benar.
Lemak sapi dapat terpapar patogen atau pestisida, yang bisa berbahaya bagi kulit.
Selain itu, beef tallow tidak diatur oleh FDA (BPOM Amerika) sebagai produk perawatan kulit, kata Geeta Yadav, dokter kulit bersertifikat.
Selain itu, tidak semua jenis kulit cocok dengan lemak hewani.
Samantha Karlin, dokter kulit bersertifikat di Louisiana, menjelaskan bahwa orang dengan kulit rentan jerawat atau sensitif terhadap produk hewani mungkin mengalami iritasi atau reaksi alergi.
"Banyak pasien saya berpikir bahwa jika sesuatu aman untuk dimakan, maka aman juga untuk digunakan di kulit. Sayangnya, dalam dunia dermatologi, kami sering menemukan dermatitis kontak alergi akibat bahan 'alami' atau makanan yang dioleskan ke kulit."
Bagi mereka yang tetap ingin mencoba beef tallow, Friedman menyarankan agar berhati-hati. Gunakan dalam jumlah kecil terlebih dahulu, pastikan sumbernya terpercaya, aplikasikan secara moderat, dan perhatikan bagaimana kulit bereaksi.
Dan jangan lupa, ada banyak pilihan lain yang lebih teruji dan aman.
"[Beef tallow] bukan solusi yang ditargetkan secara spesifik," kata Friedman.
"Ada banyak produk perawatan kulit berbasis sains yang telah diformulasikan secara khusus untuk mengatasi masalah seperti eksim, psoriasis, dan kulit kering—dengan tolerabilitas dan profil keamanan yang sudah terbukti."
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR