Sementara itu, teh herbal yang dibuat dari campuran berbagai rempah dan tumbuhan, menyediakan alternatif bebas kafein yang kaya akan antioksidan.
Misalnya, rooibos, teh herbal asal Afrika Selatan, mengandung aspalathin, sejenis flavonoid yang dapat membantu mengatur kadar gula darah.
Selain L-theanine, teh juga mengandung sejumlah kecil neurotransmitter GABA (gamma-aminobutyric acid), yang diyakini dapat meningkatkan efek menenangkan dan membantu mengurangi kecemasan.
Lebih dari sekadar kandungan kimianya, sensasi hangat dan aroma teh juga berperan dalam mendukung kejernihan mental dan relaksasi.
Penelitian menunjukkan bahwa pengalaman sensorik saat minum teh dapat menurunkan kadar kortisol, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kesadaran diri.
Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa menghirup aroma teh hitam dapat mengurangi penanda stres pada peserta yang melakukan tugas kognitif.
Teh dengan aroma bunga seperti chamomile sangat efektif untuk relaksasi, sementara aroma menyegarkan teh peppermint dikaitkan dengan peningkatan kewaspadaan.
Apakah Teh Baik untuk Hidrasi?
"Salah satu manfaat kesehatan paling sederhana namun penting dari teh adalah kemampuannya untuk menjaga hidrasi," kata Emma Beckett, peneliti nutrisi dari University of Newcastle, Australia.
Tetap terhidrasi membantu jantung dan otot bekerja lebih efisien, melumasi sendi, mendukung pencernaan, serta meningkatkan fungsi kognitif.
Meskipun teh memiliki sifat diuretik karena kandungan kafeinnya, efeknya tergolong ringan sehingga tetap memberikan manfaat positif secara keseluruhan.
Baca Juga: Benarkah Orang yang Minum Teh Berumur Panjang? Ini Kata Peneliti
Termasuk Pengorbanan Manusia, Ini Beragam Respons Masyarakat Zaman Dulu Terhadap Gerhana
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR