Stres
Satu studi ilmiah dari 193 pasien di klinik tidur menemukan bahwa salah satu pemicu utama episode tidur sambil berjalan adalah kejadian stres yang dialami di siang hari.
Jika Anda ingin mengurangi tingkat stres harian sehingga Anda dapat beristirahat di malam hari, Anda mungkin ingin mencoba teknik pengurangan stres, seperti berolahraga secara teratur, berlatih mindfulness (kesadaran), membatasi kafein, melakukan latihan pernafasan, serta mencoba yoga.
Kurang Tidur
Orang-orang yang tidak cukup tidur lebih rentan terhadap tidur sambil berjalan. Peneliti yang mempelajari pemindaian otak MRI pada orang dengan riwayat berjalan sambil tidur menemukan bahwa kurang tidur meningkatkan jumlah episode berjalan sambil tidur yang dialami orang.
Migrain
Jika menderita migrain kronis, Anda mungkin lebih rentan mengalami tidur sambil berjalan. Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan tidur mewawancarai 100 pasien yang rutin berjalan sambil tidur, dan menemukan hubungan yang kuat antara berjalan sambil tidur dan sakit kepala seumur hidup, khususnya migrain.
Demam
Berjalan sambil tidur telah dikaitkan dengan penyakit yang menyebabkan demam, terutama pada anak-anak.
Gangguan Pernapasan
Apnea tidur obstruktif adalah gangguan pernapasan yang menyebabkan Anda berhenti bernapas selama beberapa saat ketika tidur. Gangguan ini lebih dari sekadar mendengkur.
Baca Juga: Tips Sehat Sains: Cara Tidur Cukup Selama Bulan Puasa Menurut Dokter
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR