* Menargetkan dan mendapatkan kepercayaan
Pelaku sering kali menargetkan anak-anak yang menunjukkan kerentanan, seperti mereka yang berasal dari lingkungan rumah yang tidak stabil, memiliki harga diri rendah, atau memiliki keinginan yang besar untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang.
Mereka mungkin mengamati dan mengumpulkan informasi tentang minat, rutinitas, dan hubungan anak untuk mengeksploitasi kerentanan tersebut dengan lebih efektif. Selanjutnya, pelaku akan berusaha membangun kepercayaan dan hubungan emosional dengan anak, sering kali dengan memberikan perhatian khusus secara berlebihan.
Hal ini menciptakan rasa loyalitas dan ketergantungan, yang membuat anak menjadi lebih kecil kemungkinannya untuk mempertanyakan atau melaporkan tindakan pelaku di kemudian hari. Beberapa predator bahkan mungkin menjalin hubungan dengan orang tua atau pengasuh anak untuk membuat minat mereka terhadap anak tampak alami.
* Mengisolasi anak
Seiring dengan perkembangan proses child grooming, pelaku akan berusaha untuk mengisolasi anak dari keluarga, teman, dan sumber perlindungan lainnya.
Tindakan ini mungkin melibatkan upaya untuk mencegah atau mengganggu hubungan anak dengan orang lain, menciptakan situasi di mana anak menghabiskan waktu sendirian dengan pelaku, atau meyakinkan anak untuk merahasiakan interaksi mereka.
Isolasi ini akan semakin memperkuat ketergantungan anak pada pelaku dan mengurangi kemungkinan adanya dukungan atau pengawasan dari pihak luar.
* Proses desensitisasi
Individu yang melakukan child grooming secara bertahap akan memperkenalkan konten dan perilaku seksual untuk mendesensitisasi anak dan menormalisasi tindakan yang tidak pantas. Proses ini mungkin dimulai dengan diskusi yang tampaknya tidak berbahaya mengenai topik seksual atau aktivitas seksual, atau dengan memperlihatkan materi pornografi kepada anak.
Seiring berjalannya waktu, pelaku akan meningkatkan tindakan mereka, seperti melakukan sentuhan yang tidak pantas atau memperlihatkan ketelanjangan, sambil memanipulasi anak untuk percaya bahwa perilaku tersebut dapat diterima atau merupakan tanda dari hubungan "khusus" mereka.
Baca Juga: Bukan Sekadar Penghibur, Gisaeng adalah Simbol Emansipasi Wanita Korea
KOMENTAR