Bagaimana Gunung Berapi Terbentuk?
Sebagian besar gunung berapi di dunia terbentuk di sepanjang batas lempeng tektonik Bumi—lapisan litosfer yang terus bergerak dan saling bertabrakan. Ketika dua lempeng bertemu, salah satu biasanya akan menyusup ke bawah yang lain dalam proses yang dikenal sebagai zona subduksi.
Saat lempeng yang tenggelam semakin dalam ke dalam mantel Bumi, suhu dan tekanan meningkat drastis. Kondisi ini menyebabkan pelepasan air dari mineral dalam batuan, yang pada gilirannya menurunkan titik leleh batuan di sekitarnya. Akibatnya, terbentuklah magma yang kemudian naik ke permukaan, membangunkan kembali gunung berapi yang sudah lama tidak aktif.
Namun, tidak semua gunung berapi terbentuk karena subduksi. Volkanisme hotspot adalah mekanisme lain yang dapat memicu terbentuknya gunung berapi. Dalam kasus ini, aktivitas magmatik terjadi di tengah lempeng tektonik, bukan di batasnya.
Zona panas di dalam mantel—disebut hotspot—mendorong magma menembus kerak bumi dan membentuk gunung berapi. Meskipun hotspot relatif tidak bergerak, lempeng tektonik terus bergeser perlahan di atasnya, menciptakan rangkaian gunung berapi atau kepulauan vulkanik, seperti yang terjadi pada Kepulauan Hawaii.
Apa Saja Bahaya dari Letusan Gunung Berapi?
Letusan gunung berapi tidak hanya berbahaya karena aliran lava. Ada berbagai ancaman lain yang bisa menimbulkan dampak mematikan. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti instruksi dari otoritas setempat selama aktivitas vulkanik berlangsung dan segera mengungsi jika diperlukan.
Salah satu bahaya paling mematikan adalah aliran piroklastik—longsoran material panas yang terdiri dari batuan, abu vulkanik, dan gas beracun yang meluncur menuruni lereng gunung dengan kecepatan hingga 700 km/jam.
Peristiwa ini pernah terjadi pada tahun 79 M, saat letusan Gunung Vesuvius menewaskan penduduk Pompeii dan Herculaneum dalam hitungan menit.
Selain itu, ada juga lahar, yaitu aliran lumpur vulkanik yang sangat berbahaya. Gelombang lumpur dan puing-puing ini dapat mengalir dengan cepat, menutupi dan menghancurkan seluruh permukiman yang ada di jalurnya.
Baca Juga: Bagaimana Letusan Gunung Berapi Toba Jadi Tersangka Kemacetan Genetik?
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR