Holbein perlu melukisnya seakurat mungkin sambil membuatnya menarik di mata raja. Cara terbaik baginya untuk mencapai kedua tujuan tersebut adalah dengan berfokus pada pakaiannya. Ia harus membuatnya tampak secanggih dan seanggun mungkin.
Holbein melukisnya dalam posisi menghadap ke depan. Dan bukan pose setengah berputar standar yang digunakan dalam potret pada saat itu. Permata menghiasi pakaiannya. Lehernya dibalut kalung.
Anne mengenakan tudung kepala yang elegan di atas rambutnya. Kualitas-kualitas ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada raja potensinya sebagai seorang pengantin dan tatu.
Henry VIII dan Anne dari Cleves
Negosiasi visual Holbein membuahkan hasil dan Henry VIII memilih Anne dari Cleves sebagai istri keempatnya. Persiapan pernikahan pun dimulai dan Anne berangkat ke Inggris pada akhir tahun 1539.
Ada rencana untuk menyambutnya secara resmi di London. Namun raja ingin bersikap sopan dan datang kepadanya dengan menyamar untuk menguji apakah pasangan itu benar-benar cinta sejati. Ketika raja yang setengah baya itu tiba tiba-tiba mengenakan topeng, ia mencoba menciumnya.
Tidak mengherankan, ia menolaknya karena perilakunya, tanpa menyadari bahwa pria yang ditolaknya adalah calon suaminya dan Raja Inggris. Setelah kejadian ini, raja memutuskan bahwa ia tidak menyukai istri barunya dan mengeluh kepada para sahabatnya tentangnya.
Selama berbulan-bulan para penasihatnya berbicara tentang Anne dari Cleves dengan sangat baik. Raja berkomentar, “Saya tidak melihat apa pun pada wanita ini seperti yang dilaporkan para pria tentangnya.”
Ia marah kepada para penasihatnya dan Holbein atas situasi yang dialaminya. Sudah terlambat untuk membatalkan pernikahan. Pasalnya, pernikahan itu akan menyegel aliansi antara Inggris dan Cleves.
Demi aliansi itu, Anne melakukan perjalanan yang sulit dan mahal ke Inggris. Bila dibatalkan bisa berarti munculnya pembalasan politik dari Cleves.
Pernikahan itu berlangsung pada tanggal 6 Januari 1540. Henry kesal dengan istri barunya dan tidak pernah berhubungan seks.
Pada bulan Juli tahun yang sama, pernikahan itu dibatalkan sehingga ia dapat mengejar istri kelimanya, Catherine Howard. Istri barunya itu masih remaja.
Dalam upaya meredakan kemarahan saudara laki-laki Anne di Cleves, Henry VIII mengangkat Anne sebagai saudara perempuan resminya di istana. Dalam peran ini, Anne akan menjadi wanita berpangkat tertinggi di Inggris selain ratu dan putri-putrinya.
Karena Anne dengan sukarela menyetujui perceraian, Henry mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan menghadiahkan Anne beberapa properti dan tanah. Termasuk Kastil Hever di Kent, rumah masa kecil istri keduanya, Anne Boleyn.
Banyak sejarawan percaya bahwa Anne dari Cleves adalah istri Henry VIII yang paling beruntung. Ia bersedia untuk menerima perceraian yang memberinya kehidupan mewah dan status di Inggris tanpa bahaya menjadi istri Henry VIII.
Perlu dicatat bahwa Anne terkadang berkomentar secara pribadi bahwa dia seharusnya menjadi ratu. Namun ia tidak pernah mempermasalahkannya dan tampak puas untuk melakukan perintah raja dengan tetap menjadi saudara perempuan resminya.
Holbein tidak lagi disukai raja tetapi tetap tinggal di Inggris sebagai seniman istana resmi. Banyak sejarawan seni percaya bahwa fakta bahwa raja tidak menyingkirkannya dari istana berarti potret Anne karya Holbein akurat. Bahkan setelah raja berubah pikiran tentang Anne setelah pertemuan pertama mereka yang canggung.
Holbein merupakan bagian integral dari sejarah Inggris pada masa Tudor. Potret Christina dari Denmark dan Anne dari Cleves masih ada untuk dikagumi hingga saat ini. Seperti yang dilakukan Henry VIII berabad-abad yang lalu.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR