Timnya membuat kembaran sebuah blok bagian tenggara Kota Pompeii hanya dengan beberapa kamera genggam. Model tersebut memungkinkan mereka memvisualisasikan situs itu dengan dinding ruangan yang dihilangkan, atau atap yang ditambahkan, atau bagaimana tampilan lahan sebelum bangunan itu dibangun. Mereka bisa menghadirkan kembali model tersebut di laboratorium dan melanjutkan percakapan yang sebelumnya hanya terjadi di lapangan. Pekerjaan Emmerson telah mengungkap bagaimana satu bangunan di lokasi tersebut merupakan restoran dan bengkel tempat orang-orang memproduksi keranjang dan tikar dari buluh—detail yang membantunya memahami ekonomi kota itu dan kehidupan sehari-hari kelas pekerjanya.
Lebih lanjut, Emmerson berencana untuk menyediakan model Pompeii dan temuan-temuan yang menyertainya kepada publik, untuk menghindari pembuatan model yang sama untuk proyek semacam ini. Karena kembaran digital mahal untuk dibuat, banyak proyek ambisius berakhir terkunci di arsip pribadi universitas atau pemerintah. "Saya tidak mau model itu hanya ada di laptop anggota tim," katanya.
Meskipun Magellan belum mengumumkan rencana untuk membuat pemindaian Titanic itu gratis bagi publik, film dokumenter terkait itu menunjukkan hal-hal yang mungkin dilakukan. Sebagian besar penelitian yang ada tentang bangkai kapal itu telah dilakukan oleh ekspedisi swasta yang menyimpan temuan-temuan, yang merupakan sumber kekhawatiran panjang bagi para ilmuwan dan warga penggemar. Stephenson tetap khawatir bangkai kapal itu tidak diperlakukan sebagai situs arkeologi. "Itu adalah salah satu situs paling terkenal di dunia, dan kami bahkan tidak memiliki informasi dasar yang diperlukan untuk menentukan apa yang ada di sana pada waktu tertentu, karena ada penjelajah yang berbeda yang tidak berbagi informasi," katanya. Kembaran digital tersebut berpotensi memungkinkan lebih banyak pengunjung untuk merasakan pengalaman berada di sana dengan cara yang tidak terlalu merusak dan lebih kolaboratif.
Tidak mungkin orang akan berhenti mendatangi lokasi bangkai kapal Titanic. Daya tariknya terbukti tak tertahankan bagi mereka yang punya cukup uang dan motivasi. Misalnya, pada 2001, sepasang kekasih bertukar janji pernikahan sambil berjongkok di sebuah kapal selam yang bertengger di haluan bangkai kapal itu. Kembaran digital "tentu saja tidak menggantikan pengalaman duduk di dek Titanic," kata Robert Ballard, seorang ahli kelautan dan National Geographic Explorer yang menemukan bangkai kapal tersebut pada 1985 bersama Jean-Louis Michel. Namun, ia berpikir hal itu akan membantu melestarikan bangkai kapal tersebut. Bagi mereka yang tak dapat menahan diri untuk tidak pergi langsung, ia memberikan dua peringatan: "Jangan menyentuhnya. Jangan menikah di atasnya."
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR