"Saat hewan ini diberi nama, belum ada konsep dinosaurus, jadi mereka menamainya sebagai spesies kadal," tutur Dr. David Burnham, seorang paleontolog di University of Kansas Biodiversity Institute and Natural History Museum, menjelaskan konteks penamaan awal.
"Tentu saja, mereka merekonstruksinya seperti reptil berkaki empat. Namun, mereka sama sekali tidak tahu cara memperkirakan ukurannya, seberapa besar hewan itu, karena banyak bagian kerangkanya yang hilang."
Pada masa itu, berdasarkan interpretasi yang terbatas, para ilmuwan memperkirakan Megalosaurus memiliki panjang sekitar 65 kaki (atau sekitar 20 meter) dan berjalan dengan keempat kakinya.
Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan ditemukannya fosil-fosil baru, pemahaman kita tentang Megalosaurus pun berubah drastis.
Perkiraan yang lebih modern dan akurat menunjukkan bahwa hewan ini sebenarnya jauh lebih kecil, hanya sekitar 20 kaki (atau sekitar 6 meter) panjangnya, dan yang terpenting, ia berjalan dengan dua kaki, bukan empat.
Megalosaurus diidentifikasi sebagai karnivora ganas yang menjelajahi bumi selama periode Jura Tengah, yaitu sekitar 165 hingga 168 juta tahun yang lalu.
Untuk memperingati dua abad penamaan spesies dinosaurus pertama ini, Geological Society telah menyelenggarakan serangkaian acara istimewa. Salah satunya adalah kuliah umum yang membahas evolusi pandangan sains terhadap dinosaurus selama 200 tahun terakhir.
Selain itu, organisasi ini juga memamerkan replika kerangka Megalosaurus dalam ukuran aslinya, yang dapat dinikmati oleh publik hingga tanggal 29 Februari lalu.
Sementara itu, Oxford Museum of Natural History, yang menyimpan beberapa fosil asli Megalosaurus yang ditemukan Buckland, juga tidak ketinggalan. Museum ini telah mengadakan tur khusus bertajuk "Harta Karun Megalosaurus dan Buckland" serta pameran yang menampilkan karya-karya bersejarah Buckland pada bulan Oktober tahun sebelumnya.
Menurut Dr. Burnham, peringatan momen penting seperti penamaan Megalosaurus ini sangatlah berharga. Ia menekankan bahwa peristiwa ini "menunjukkan seberapa jauh bidang paleontologi telah berkembang" sejak penemuan awal tersebut.
Dr. Sereno sependapat sepenuhnya. Ia menambahkan bahwa sejak masa William Buckland, jumlah jenis dinosaurus baru yang ditemukan dan diidentifikasi terus meningkat dengan sangat pesat. Akselerasi ini didorong oleh bertambahnya jumlah paleontolog di seluruh dunia serta pemahaman publik yang semakin baik tentang seperti apa wujud dinosaurus sebenarnya.
"Akibatnya, kita kini mempelajari dan menamai lebih banyak dinosaurus daripada sebelumnya," pungkas Dr. Sereno. "Kita benar-benar mulai memilah silsilah keluarga dinosaurus, memahami fisiologi mereka dan banyak detail lainnya, dan kita akan belajar lebih banyak lagi dalam dekade mendatang."
Penamaan Megalosaurus 200 tahun lalu hanyalah permulaan dari petualangan ilmiah yang tak berujung dalam menyingkap misteri makhluk purba penghuni Bumi jutaan tahun silam.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
KOMENTAR