Nationalgeographic.co.id—Siapa sangka, temuan fosil tengkorak stegosaurus langka di Spanyol ini justru memberikan wawasan baru dan mendefinisikan ulang evolusi dinosaurus dengan mengungkap keberadaan kelompok baru, yaitu Neostegosauria.
Baru-baru ini, paleontolog dari Fundación Conjunto Paleontológico de Teruel-Dinópolis telah membuat penemuan yang menarik tentang keberadaan Stegosaurus.
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan 26 Mei 2025 di jurnal Vertebrate Zoology bertajuk “New insights into the phylogeny and skull evolution of stegosaurian dinosaurs: An extraordinary cranium from the European Late Jurassic (Dinosauria: Stegosauria),” mereka menggambarkan tengkorak stegosaurus parsial yang luar biasa diperoleh dari penggalian di Riodeva, sebuah kota di Teruel, Spanyol.
Bersamaan dengan penemuan ini, mereka memperkenalkan hipotesis baru yang dapat mengubah apa yang kita ketahui tentang sejarah evolusi dinosaurus.
Stegosaurus adalah dinosaurus pemakan tumbuhan yang berjalan dengan keempat kakinya, langsung dapat dikenali dari dua baris lempeng atau duri yang melapisi punggungnya dari leher hingga ekor.
Stegosaurus bahkan sering disebut sebagai dinosaurus paling bodoh karena otaknya yang sangat kecil. Otaknya pernah diperkirakan seukuran kacang kenari, tetapi pemindaian CAT membuktikan bahwa otaknya sebenarnya seukuran anak kucing.
Stegosaurus ini sangat sosial, bepergian dalam kawanan sambil mencari makanan. Mereka juga sangat tidak peduli terhadap hewan lain, tetapi jika anak-anaknya terancam, mereka akan menyerang makhluk itu sampai mereka menganggap ancaman itu telah dinetralisir.
Dalam penelitian baru ini, spesimen yang diperiksa telah digali dengan hati-hati oleh tim Fundación Dinópolis di situs “Están de Colón”.
Batuan yang menahan fosil tersebut merupakan bagian dari Formasi Villar del Arzobispo, yang berasal dari sekitar 150 juta tahun yang lalu hingga periode Jurassic Akhir.
Tengkorak tersebut merupakan tengkorak stegosaurus terlengkap yang pernah ditemukan di Eropa dan telah diidentifikasi sebagai milik Dacentrurus armatus, salah satu spesies dinosaurus ikonik di benua tersebut.
Baca Juga: Stegosaurus Dijuluki 'Dinosaurus Terbodoh', Bagian Tubuh Ini yang jadi Biang Keladinya
“Penelitian terperinci terhadap fosil yang luar biasa ini memungkinkan kami untuk mengungkap aspek anatomi Dacentrurus armatus yang sebelumnya tidak diketahui, stegosaurus khas Eropa, yang pada tahun 2025 menandai 150 tahun sejak deskripsi pertamanya. Tengkorak dinosaurus jarang terawetkan karena tulangnya yang sangat rapuh. Penemuan ini merupakan kunci untuk memahami bagaimana tengkorak stegosaurus berevolusi,” jelas Sergio Sánchez Fenollosa, seorang peneliti di Fundación Dinópolis dan salah satu penulis penelitian tersebut.
Ia melanjutkan, “Selain itu, di samping studi anatomi, kami juga telah mengajukan hipotesis baru yang mendefinisikan ulang hubungan evolusioner stegosaurus di seluruh dunia. Sebagai hasil dari penelitian ini, kami telah memformalkan definisi kelompok baru yang disebut Neostegosauria.”
Menurut para peneliti, kelompok baru ini mencakup spesies stegosaurus berukuran sedang hingga besar yang setidaknya hidup di tempat yang sekarang disebut Afrika dan Eropa selama Jurassic Tengah dan Akhir, di Amerika Utara selama Jurassic Akhir, dan di Asia selama Jurassic Akhir dan Cretaceous Awal.
“Pencapaian ganda ini—baik studi fosil yang luar biasa maupun usulan hipotesis evolusi baru—memposisikan penelitian ini sebagai referensi global dalam studi stegosauria,” tutur Alberto Cobos, direktur pengelola Fundación Dinópolis dan salah satu penulis dalam studi yang dipublikasikan tersebut.
Ia juga menambahkan, “Situs fosil dari Riodeva ini terus menjadi subjek penelitian dan masih menyimpan banyak fosil yang relevan, termasuk lebih banyak elemen pascakranial dari spesimen dewasa yang sama dan, khususnya, individu muda, kombinasi yang sangat langka dalam jenis dinosaurus ini.”
“Penemuan ini akan terus meningkatkan warisan paleontologi provinsi Teruel secara eksponensial, menjadikannya salah satu wilayah ikonik untuk memahami evolusi kehidupan di Bumi,” pungkasnya.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | SciTechDaily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR