Nationalgeographic.co.id - Banyak orang tidak ingin berpikir tentang demensia, terutama jika kehidupan mereka belum pernah bersinggungan dengannya. Namun, kenyataannya 9,9 juta orang di dunia didiagnosa mengidap demensia tiap tahunnya. Itu berarti satu orang tiap 3,2 detik.
Angka ini terus bertambah: sekitar 50 juta orang hidup dengan demensia hari ini, dan angka ini akan terus naik hingga lebih dari 130 juta di seluruh dunia pada tahun 2030.
Anda tidak perlu menunggu hingga Anda berumur 65 untuk bertindak. Sebelum adanya penanganan medis, kita harus memikirkan cara bagaimana melindungi kesehatan otak kita lebih awal. Januari adalah Bulan Sadar Alzheimer di Kanada–kapan lagi waktu yang lebih baik mempelajari risiko demensia jika bukan sekarang, berapa pun usia Anda sekarang?
Baca Juga : Selama 22 Tahun, Pria Ini Lestarikan Budaya Mongolia Melalui Topeng
Dalam pekerjaan saya di lembaga penelitian Baycrest’s Rotman, saya mencatat faktor kognitif, kesehatan, dan gaya hidup dalam proses penuaan. Saya mencari tahu bagaimana kita bisa menjaga kesehatan otak kita, sekaligus mengurangi risiko demensia ketika kita menua. Saya sedang merekrut orang untuk dua percobaan klinis yang mempelajari keuntungan dari berbagai bentuk latihan kognitif dan perubahan gaya hidup untuk mencegah demensia.
Ada tiga faktor risiko demensia yang tidak bisa kita hindari: umur, kelamin, dan genetik. Namun, semakin banyak penelitian membuktikan kehidupan masa kecil, masa muda, dan masa tua dapat berkontribusi terhadap risiko demensia yang bisa kita hindari—baik itu demi diri kita sendiri atau kesehatan otak anak-anak kita nanti.
Sebelum beranjak lebih jauh, kita perlu menjelaskan terlebih dahulu miskonsepsi umum antara penyakit Alzheimer dan demensia. Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan menurunnya kapasitas otak untuk mengingat, memperhatikan, berbahasa, dan memecahkan masalah yang berlangsung cukup parah hingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari orang. Demensia bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, tapi penyebab paling umumnya adalah penyakit Alzheimer.
Faktor risiko pada masa muda
Anak-anak yang lahir dengan berat badan rendah untuk usia mereka diperkirakan dua kali lebih mungkin untuk mengalami gangguan kognitif pada masa tua.
Banyak penelitian juga menemukan hubungan antara status sosial ekonomi atau tingkat pendidikan pada masa kecil dengan risiko demensia. Contohnya, rendahnya status ekonomi sosial pada masa kecil berhubungan dengan kehilangan ingatan pada masa tua, dan sebuah analisis menemukan berkurangnya 7% risiko demensia untuk setiap penambahan satu tahun masa pendidikan
Asupan gizi yang lebih buruk yang biasanya berhubungan dengan status sosial ekonomi pun dapat menghasilkan penyakit jantung dan gangguan metabolisme seperti darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes yang merupakan faktor risiko tambahan untuk demensia.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR