Nationalgeographic.co.id - Sabtu pagi yang cerah, 7 Januari 1922 di Voorrij Zuid, Batavia. Serombongan lelaki Betawi yang berbusana putih dan berpeci hitam berjalan berarakan tanpa alas kaki. Mereka mengusung sesajen beserta sepasang ondel-ondel berwajah seram dalam semarak tetabuhan bende. Sebagian dari mereka membawa penjor dan tongkat berhias bendera-bendera Belanda dari kertas kecil.
Kemudian, dengan ekspresi wajah yang polos, rombongan ondel-ondel tadi berfoto bersama di depan gedung mungil bergaya Art Deco yang bercat putih cemerlang.
Gedung modern itu menyeruak di deretan rumah-rumah lusuh beratap genting yang beraksen pecinan. Menjulang berlantai tiga dengan menara kembarnya. Sebaris untaian aksara di dinding depan gedung itu menjadi tengaranya: “Onderlinge Verzekeringsmaatschappij Eigen Hulp”. Itulah gempita hari peresmian OLVEH di Batavia, kantor cabang dari perusahaan asuransi jiwa yang pusatnya di Kota Den Haag, Belanda.
Baca Juga : Masyarakat Bisa Mencoba MRT Jakarta Mulai Hari Ini dengan Mendaftar Online
Kini, foto mereka masih abadi dalam koleksi Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV), Leiden, Belanda. Namun, tampaknya ada kesalahan dalam pencatatan pada keterangan foto yang menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi di Kantor OLVEH Bandung pada 1933.
Dalam cetak biru rancangan arsitektur OLVEH di Batavia, tersemat nama biro arsitektur “C.P. Schoemaker en Associatie-Architecten & Ingenieurs”. Firma ini dikelola dua bersaudara Charles Prosper Wolff Schoemaker dan adiknya, Richard Leonard Arnold Schoemaker. Keduanya merupakan guru besar di Technische Hoogeschool, Bandung.
Sementara itu pelaksana pembangunannya adalah F. Loth. Biaya pembelian tanah dan pembangunannya senilai 250.000 gulden. Pada 1920-an, uang sebanyak itu dapat digunakan untuk berbelanja bongkahan emas seberat 528 kilogram. Apabila dikonversikan ke harga emas saat ini, nilainya mungkin setara Rp18 miliar.
Siapa Arsitek Sejati yang Merancangnya, Richard atau Wolff?
“Saya memelajari bermacam pustaka untuk menyingkap sejarah gedung ini,” ujar Pauline K.M. van Roosmalen, ahli sejarah arsitektur Hindia dalam upayanya menyingkap siapa arsitek sejati OLVEH.
Pauline mengungkapkannya dalam diskusi “Hidden Treasure of Art Deco: Sejarah Gedung OLVEH Karya Firma Schoemaker dan tantangan Revitalisasi,” yang digelar di gedung OLVEH yang berlokasi di seberang selatan Stasiun Jakarta Kota, pada Sabtu, 19 Maret 2016.
Pauline telah berkorespondensi dengan peneliti dan ahli arsip dari KITLV, yang mengatakan kepadanya bahwa gedung ini dibangun oleh Richard L.A. Schoemaker, bukan oleh C.P. Wolff Schoemaker.
“Saya lebih tertarik dengan sejarah bangunan,” ujar Paulina K.M. van Roosmalen, “seperti kaitan gedung ini dengan lingkungan, apa fungsinya pada masa lalu, dan siapa saja yang pernah menghuninya, dan gaya arsitektur yang berkaitan dengan semangat zaman itu.”
“Dalam Bataviaasch Nieuwsblad yang terbit pada 31 Desember 1921,” kata Pauline, “Disebutkan bahwa arsitek Gedung OLVEH yang berada di Voorrij Zuid adalah Profesor Schoenmaker—tampaknya jurnalis surat kabar tersohor di Hindia Belanda itu salah menuliskan nama sang arsitek."
Terinspirasi 'Princess Mononoke', Spesies Ikan Baru Ini Punya Nama Unik, Penuh Makna
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR