Nationalgeographic.co.id - Sempat turun hujan, beberapa hari belakangan ini publik mengeluhkan kondisi cuaca terik dan suhu panas yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Bahkan, banyak warga yang mencatat suhu udara yang melebihi angka 35 derajat Celcius di beberapa wilayah.
Tentu saja, adanya fakta itu membuat banyak warga bertanya-tanya atas fenomena yang terjadi. Tak sedikit pula warga yang menanyakan penyebab suhu udara yang mencapai di atas 35 derajat Celcius di beberapa wilayah.
Menjawab persoalan itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin MSi menjelaskan bahwa suhu panas yang terjadi dikarenakan tiga faktor utama.
Baca Juga: Suhu Udara Terasa Lebih Panas Belakangan Ini? Ahli BMKG Beberkan Penyebabnya
Pertama, posisi matahari yang sedang berada di wilayah Indonesia, saat ini sangat signifikan kulminasinya.
"Triangle utama fenomena suhu panas ini terjadi karena faktor titik matahari. Pada bulan ini kulminasi matahari sangat signifikan di beberapa wilayah Indonesia terutama wilayah Jawa," kata Miming di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jumat (25/10/2019).
Kedua, kondisi cuaca tanpa awan masih relatif akan terjadi dalam jangka waktu hingga akhir November. Bahkan beberapa daerah hingga Desember mendatang.
Baca Juga: Cuaca Panas dan Terik, Cegah Dehidrasi dengan Cara-cara Berikut
Dijelaskan oleh Miming, kondisi cuaca tanpa awan inilah yang menyebabkan kenapa panas terik di berbagai wilayah. Jakarta dan sekitarnya terasa sangat panas karena teriknya sinar matahari yang tidak terhalang oleh pertumbuhan awan.
Faktor ketiga ialah pengaruh dari arah pola angin yang biasanya membantu potensi pertumbuhan hujan.
Hingga Oktober Dasarian III (10 hari terakhir di bulan Oktober ini) dalam hasil analisis yang dilakukan oleh BMKG, hanya sedikit daerah yang berpotensi adanya pertumbuhan awan hujan karena pola angin.
“Hingga akhir Oktober mendatang, kita sangat perlu mewaspadai cuaca terik matahari yang masih cukup signifikan, karena kurangnya pertumbuhan awan hujan yang masih relatif kecil. Jadi satu minggu ke depan, cuaca cerah tanpa awan masih mendominasi,” tuturnya.
Baca Juga: Semakin Parah, Gelombang Panas di Eropa Tahun Ini Pecahkan Rekor
Bahkan kata Miming, pada bulan November-Desember mendatang meskipun kulminasi matahari di pulau Jawa berkurang, tapi potensi suhu panas masih tinggi. Daerah yang diprediksi akan mengalami fenomena suhu panas maksimum 25-30 Oktober 2019 ialah Sumatera Selatan, Lampung, Pantura Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara suhu udara yang tercatat di atas 38 derajat celcius pada tanggal 23 Oktober 2019 adalah di daerah Ciputat (39,6 derajat celcius), Jatiwangi (38,8 derajat celcius), Ahmad Yani Semarang (38,4 derajat celcius), dan Syamsudin Noor Banjarmasin (38,2 derajat celcius). (Ellyvon Pranita/Kompas.com)
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR