Nationalgeographic.co.id—Virus corona telah mengubah dunia. Salah satunya, kondisi pandemi saat ini telah memunculkan kembali tren bersepeda di masyarakat. Yang menarik, dulu sepeda juga pernah mengubah dunia.
Ada ungkapan bahwa sejarah dunia sesungguhnya memiliki rima, akan berulang dengan sendirinya di masa-masa tertentu. Saat ini pagebluk COVID-19 telah memicu kenaikan penggunaan sepeda di banyak negara di dunia. Dengan permintaan dan penggunaan sepeda yang melonjak, banyak negara kemudian bersiap untuk menghabiskan miliaran dolar untuk mendesain ulang kota mereka dengan fokus baru pada pesepeda dan pejalan kaki.
Namun ini bukan pertama kalinya sepeda menjadi alat transportasi yang paling digandrungi dan dicari di pasaran. Dulu di akhir abad ke-19, seperti dicatat National Geographic, sepeda juga sempat booming dan digandrungi.
Selama beberapa tahun yang memabukkan di tahun 1890-an, sepeda adalah transportasi yang paling harus dimiliki. Alat transportasi ini cepat, terjangkau, dan stylish yang dapat membawa Anda ke mana pun Anda mau pergi, kapan pun Anda suka, secara gratis.
Baca Juga: Bali Setahun Tanpa Turis: 'Saya Kehilangan Segalanya,' Keluh Warga
Hampir semua orang bisa belajar bersepeda, dan hampir semua orang melakukannya. Sultan Zanzibar mulai bersepeda. Begitu pula tsar Rusia. Amir Kabul membeli sepeda untuk seluruh haremnya. Namun kelas menengah dan para pekerja di seluruh dunialah yang benar-benar menjadikan sepeda milik mereka sendiri.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, massa bergerak sendiri, bisa datang dan pergi sesuka hati mereka. Tidak perlu lagi kuda dan kereta mahal. Sepeda muncul menjadi kendaraan yang tidak hanya ringan, terjangkau, dan mudah dirawat, tetapi juga tercepat di jalanan.
Masyarakat dunia pun berubah. Kaum perempuan yang sangat antusias terhadap sepeda, membuang rok Victoria mereka yang tidak praktis, memakai celana pof dan pakaian "rasional", dan kemudian berbondong-bondong turun ke jalan untuk bersepeda.
“Saya pikir bersepeda telah berbuat lebih banyak untuk membebaskan perempuan daripada apa pun di dunia,” kata Susan B. Anthony dalam sebuah wawancara dengan New York Sunday World pada tahun 1896.
“Saya berdiri dan bersukacita setiap kali saya melihat seorang perempuan mengendarai sepeda... gambaran kewanitaan yang bebas dan tanpa hambatan.”
Baca Juga: Lima Acara Keagamaan yang Jadi Klaster Besar Penularan Virus Corona
Pada tahun 1898 bersepeda telah menjadi kegiatan yang sangat populer di Amerika Serikat sehingga New York Journal of Commerce mengklaim bahwa hal itu merugikan restoran dan teater lebih dari 100 juta dolar Amerika Serikat per tahun. Manufaktur sepeda menjadi salah satu industri terbesar dan paling inovatif di Amerika.
Sepertiga dari semua aplikasi paten terkait dengan sepeda. Saking banyaknya paten terkait sepeda, kantor paten AS harus membangun lampiran terpisah untuk menangani semuanya.
Orang yang umumnya dianggap sebagai penemu sepeda modern adalah orang Inggris bernama John Kemp Starley. Pamannya, James Starley, telah mengembangkan penny-farthing pada tahun 1870-an. Penny-farthing adalah sepeda dengan roda depan besar dan roda belakang kecil yang umum digunakan sekitar tahun 1870 hingga 1890.
Mencurigai bahwa mungkin ada permintaan yang lebih besar untuk sepeda jika mereka tidak begitu menakutkan dan berbahaya untuk dikendarai, pada tahun 1885 John Kemp Starley mulai bereksperimen di bengkel Coventry-nya. Penemu berusia 30 tahun itu kemudian menciptakan sepeda yang digerakkan rantai yang menampilkan dua roda yang jauh lebih kecil. Setelah menguji beberapa prototipe, ia datang dengan sepeda keselamatan Rover (Rover bicycle safety), mesin seberat 45 pon yang kurang lebih menyerupai apa yang sekarang kita anggap sebagai sepeda.
Ketika pertama kali ditampilkan di pameran sepeda pada tahun 1886, penemuan Starley hanya berhasil memancing rasa penasaran. Namun dua tahun kemudian, ketika dipasangkan dengan ban pneumatik yang baru ditemukan hasilnya sungguh ajaib. Kendaraan ini tidak hanya lebih aman tetapi juga membuat sepeda keselamatan baru ini jadi sekitar 30 persen lebih cepat.
Baca Juga: Demam Sepeda dan Bagaimana Itu Mengubah Dunia Pada 1890-an?
Para pembuat sepeda di seluruh dunia kemudian bergegas menawarkan versi mereka sendiri, dan ratusan perusahaan baru bermunculan untuk memenuhi permintaan. Pada Pameran Sepeda Stanley (Stanley Bicycle Show) di London pada tahun 1895, sekitar 200 pembuat sepeda memamerkan 3.000 model sepeda.
Salah satu produsen terbesar adalah Columbia Bicycles, yang pabriknya di Hartford, Connecticut. Produsen ini dapat menghasilkan sepeda dalam satu menit berkat jalur perakitan otomatisnya. Ini adalah teknologi perintis yang suatu hari akan menjadi ciri khas industri otomotif.
Sebagai perusahaan terdepan dalam industri yang sedang berkembang pesat, Columbia juga menyediakan parkir sepeda, loker pribadi, makanan bersubsidi di kantin perusahaan, dan perpustakaan bagi para karyawannya.
Permintaan sepeda yang tak terpuaskan melahirkan sejumlah industri lain, yakni bantalan bola, kawat untuk jari-jari, pipa baja, pembuatan perkakas presisi. Industri-industri ini turut membentuk industri manufaktur di seluruh dunia.
Efek tren bersepda ini meluas ke sektor iklan juga. Para seniman ditugaskan untuk membuat poster yang indah, menyediakan pasar yang menguntungkan bagi para produsen sepeda. Strategi pemasaran baru pun hadir, yakni dengan tak lagi memproduksi model produk lama dan meluncurkan model baru setiap tahun. Strategi pemasaran ini dimulai lewat perdagangan sepeda di tahun 1890-an.
Source | : | National Geographic,New York Journal of Commerce,New York Sunday World |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR