Para peneliti menggunakan jenis sonar baru untuk menemukan kapal kuno itu. "Penemuan kapal cepat dari periode ini tetap sangat langka," kata Franck Goddio, Presiden European Institute for Underwater Archaeology, dalam pernyataan institut tersebut.
Kapal itu dibangun dengan teknik mortise-and-tenon, di mana potongan-potongan kayu dengan tonjolan yang disebut tenon ditempatkan ke dalam potongan-potongan kayu dengan lubang yang dipotong ke dalamnya yang disebut mortise. Hasilnya adalah sebuah kapal yang terbuat dari bagian-bagian kayu yang saling bertautan seperti puzzle. Tidak jelas kargo apa, jika ada, yang dibawa kapal galai cepat itu ketika tenggelam.
Baca Juga: Empat Kota yang Benar-Benar Tenggelam, 'Alantis' Versi Nyata
Di lokasi kota yang tenggelam ini, para arkeolog juga menemukan tanah pemakaman yang telah digunakan sejak 2.400 tahun yang lalu. Tim menemukan tembikar yang dihias dengan rumit, termasuk satu bagian yang tampaknya memiliki gambar ombak yang dilukis di atasnya.
Para arkeolog juga menemukan jimat emas yang menggambarkan Bes, dewa Mesir yang dikaitkan dengan kelahiran dan kesuburan. Orang-orang Mesir kuno terkadang menggunakan gambar dewa untuk melindungi anak kecil dan wanita yang melahirkan.
Tanah pemakaman itu juga ditutupi dengan tumulus besar, tumpukan batu yang biasa digunakan di dunia kuno untuk menandai lokasi pemakaman.
Baca Juga: Prajurit Berpedang Abad Pertengahan Ditemukan di Dasar Danau Lituania
Kota kuno tempat penemuan itu dulunya merupakan tempat tinggal bagi orang-orang Mesir dan Yunani. Kota kuno dikenal sebagai Thonis bagi penduduk Mesirnya dan Heracleion bagi penduduk Yunaninya. Oleh karena itu, para arkeolog modern menyebutnya Thonis-Heracleion. Serangkaian gempa bumi mengakibatkan kota itu secara bertahap jatuh ke laut, sampai benar-benar tenggelam sekitar 1.000 tahun yang lalu.
Kota ini berkembang pada saat banyak orang Yunani datang ke Mesir dan membawa tradisi budaya mereka. Pada 332 Sebelum Masehi, Alexander Agung menaklukkan Mesir dan garis penguasa yang diturunkan dari salah satu jenderalnya akan memerintah Mesir selama tiga abad.
Kota ini ditemukan kembali oleh para arkeolog dengan Kementerian Barang Antik Mesir dan European Institute for Underwater Archaeology pada 1999-2000. Sejak penemuannya, mereka mempelajari sisa-sisa peninggalan di kota kuno yang hilang itu.
Baca Juga: Gaun Tertua Sejagat, Tren Busana 5.000 Tahun Silam asal Mesir Kuno
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR