Nationalgeographic.co.id—Keanekaragaman hayati lautan Australia memang menakjubkan. Paus, lumba-lumba, duyung, naga laut dan masih banyak lagi hewan laut yang hidup di sana. Namun tidak semua komponen kehidupan laut Australia adalah jenis hewan karismatik yang dapat ditampilkan dalam promosi wisata atau kampanye konservasi. Salah satunya adalah Echiura atau cacing sendok yang biasanya disebut cacing penis.
Tidak ada lembaga yang mencoba mengkampanyekan pelestariannya, tidak ada pula influencer yang menjual merchandise-nya untuk membantu menyelamatkannya. Padahal keberadaan cacing penis menarik dan sangat penting bagi ekosistem laut.
Untuk diketahui, echiura memiliki batang berotot berbentuk sosis dan belalai yang dapat diperpanjang di ujung depannya. Badannya dapat memanjang, bergerak bergelombang seperti kontraksi.
Kebanyakan echiura hidup di pasir laut dan lumpur di liang panjang berbentuk U, tetapi beberapa spesies juga hidup di antara bebatuan. Dan mereka tersebar luas, hidup hingga kedalaman 6.000 meter di lautan sampai ke pantai, di seluruh dunia.
Pentingnya Cacing Penis
Daryl McPhee, Associate Professor of Environmental Science, Bond University menulis di The Conversation bahwa Echiura melakukan berbagai fungsi ekologi penting di lingkungan laut. "Mereka dikenal sebagai insinyur ekosistem, organisme yang secara langsung atau tidak langsung mengontrol ketersediaan sumber daya, seperti makanan dan tempat tinggal, bagi spesies lain," tulisnya.
Cacing penis dapat melakukan itu dengan mengubah karakteristik fisik habitatnya. Seperti misalnya dengan membuat dan memelihara liang, yang nantinya dapat menguntungkan bagi spesies lain.
Baca Juga: Cacing Pita 18 Meter Ditemukan dalam Perut Pria Pemakan Daging Mentah
Echiura juga dapat memiliki berbagai hewan simbiosis, termasuk krutasea dan moluska bivalvia yang tinggal di liang yang cacing ini buat. Itu berarti, kedua hewan tersebut memiliki hubungan yang saling menguntungkan.
Setidaknya ada delapan kelompok hewan laut lainnya yang diasosiasikan dengan liang yang dibuat oleh echiura. Itulah alasan mengapa echiura selayaknya dianggap penting bagi ekosistem laut.
Tidak hanya itu, echiura ternyata juga bermanfaat bagi manusia. Kebiasaan mereka menggali dan makan dapat mengembalikan sedimen. Para ilmuwan mencatat, di lepas pantai California, misalnya, hal itu dapat mengurangi dampak air limbah di dasar laut.
Baca Juga: Invasi Cacing Ular di 15 Negara Bagian AS Bikin Para Ilmuwan Khawatir
Echiura juga bagian penting sebagai makanan ikan, termasuk hiu laut dalam seperti hiu jenis houndshark dan spesies komersial penting seperti Alaska plaice. Beberapa mamalia lain juga memakannya, seperti walrus Pasifik di Laut Bering dan berang-berang laut selatan.
Di Queensland, echiura juga penting sebagai makanan burung gajahan timur yang terancam punah. Dan banyak pula orang-orang di Asia Timur dan Tenggara memakannya. Echiura dicincang dan dimakan mentah atau digunakan sebagai produk fermentasi yang disebut gaebul-jeot di Korea Selatan. Rasanya, mungkin sedikit asin dan manis.
Baca Juga: Penemuan Cacing Elvis, Spesies Baru Cacing Bersisik di Dasar Lautan
Namun sayangnya, dengan begitu pentingnya keberadaan echiura di lautan, spesies echiura diperkirakan telah berkurang drastis akibat ulah manusia. Itu sebagai akibat urbanisasi dan pembangunan kawasan pesisir.
Sebelumnya, para ilmuwan juga telah mengonfirmasi ancaman aktivitas seismik bawah laut yang digunakan dalam eksplorasi minyak dan gas terhadap pendengaran paus dan lumba-lumba. Ancaman tersebut sepertinya juga mempengaruhi populasinya echiura.
Baca Juga: Cacing Es Berkembang dan Tinggal di Gletser, Ilmuwan: Ini Paradoks
Mengingat peran penting echiura sebagai insinyur ekosistem, dampak berkurangnya populasi echiura dapat berpengaruh terhadap makhluk laut lainnya, membahayakan ekosistem.
"Ini adalah dilema bagi konservasi laut ketika begitu sedikit yang diketahui tentang spesies yang dampaknya tidak dapat diprediksi secara teruji, dan di mana hanya ada sedikit atau tidak ada dorongan untuk meningkatkan basis pengetahuan ini" tulisnya.
Baca Juga: Mikroplastik Dalam Tanah Dapat Merusak Kehidupan Cacing Tanah
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR