Ke musoleum itulah Antonius, yang tewas karena menikam diri sendiri dengan pedang, dibawa pada tanggal 1Agustus agar bisa mereguk anggur terakhir dan terkulai dalam pelukan Cleopatra.
Mungkin di musoleum itu pulalah, sekitar sepuluh hari setelah kematian Antonius, Cleopatra berhasil menghindarkan diri dari kekalahan dan penangkapan memalukan dengan bunuh diri pada usia 39 tahun, konon dengan bisa seekor ular. Ahli sejarah Romawi Dio Cassius mengemukakan bahwa tubuh Cleopatra dibalsem seperti tubuh Antonius, sementara Plutarchus mengatakan bahwa Ratu Mesir terakhir itu dimakamkan di samping kekasihnya, si pecundang asal Roma.
Enam belas abad kemudian, Shakespeare berujar: “Tidak ada makam di muka bumi yang sedemikian menyatu / sejoli yang masyhur.”
Baca Juga: Ilmuwan Buat Racikan Parfum Mesir Kuno Favorit Cleopatra, Seperti Apa?
Namun, kita tidak tahu di mana gerangan makam tersebut. Alexandria dan kawasan sekitarnya lebih menarik dibandingkan dengan situs purba yang lebih tua di sepanjang Sungai Nil, seperti piramid di Giza atau berbagai monumen di Luxor.
Dan memang tidak mengherankan: Gempa bumi, gelombang pasang, permukaan laut yang terus meninggi, daratan yang semakin melesak, perang saudara, dan daur ulang batu bata bangunan kuno secara serampangan telah menghancurkan bagian kota purba itu. Padahal, selama tiga abad Cleopatra dan leluhurnya tinggal di situ. Sebagian besar kemegahan Alexandria purba kini terbenam sekitar enam meter di bawah air.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR