Nationalgeographic.co.id—Nyonya Puff merupakan karakter fiksi dalam serial animasi SpongeBob SquarePants. Ia berperan sebagai guru pengemudi yang super sabar. Tentu sudah tidak asing bahwa ia merupakan penggambaran dari ikan buntal yang ada di dunia nyata. Namun tahukah Anda bahwa ikan buntal merupakan salah satu biota laut yang beracun tetapi bergizi tinggi?
Dalam studi Ikan Buntal (Poro Bibi) Beracun Namun Bergizi, mengungkapkan bahwa ikan buntal mengandung racun yang diidentifikasi sebagai senyawa tetrodextoxin (TTX) atau disebut juga puffer poison. Organ tubuh yang paling beracun dari ikan ini adalah telur, hati, bagian perut, usus, mata dan ginjal. Keracunan yang disebabkan oleh ikan buntal disebut tetraodon poisoning. Penelitian ini terbit di BIOS pada Volume I, 2014.
Larsuida Saragih, Jacob L.A. Uktolseja, dan Budhi Prasetyo menyebutkan racun yang dihasilkan oleh ikan buntal dipengaruhi oleh faktor makanan, karena secara umum hewan ini tergolong dalam jenis omnivora. Meskipun dalam serial SpongeBob nyonya Puff digambarkan sebagai sosok ramah, nyatanya ikan buntal ini justru memakan sponge, kepiting, jenis rumput laut, Polychaeta, Pelechypoda, Hydroid, dan alga.
Para peneliti beranggapan bahwa sumber racun yang terdapat pada tubuh ikan ini berasal dari jenis makanan yang mengandung banyak bakteri tetrodotoxin. Hebatnya ikan ini tidak mati meskipun racun tersebut masuk kedalam tubuhnya.
“Ikan buntal tidak mati ketika racun masuk ke dalam tubuhnya, diduga pada tubuhnya memiliki penawar racun. Bahkan ikan ini menggunakan racun tersebut untuk perkembangbiakan dan menghindari pemangsa,” sebut Larsuida sebagai ketua peneliti dalam studi tersebut.
Apabila manusia memakan ikan buntal, hal ini dapat menyebabkan keracunan bagi dirinya. Gejala muncul sekitar 10 hingga 20 menit ditandai dengan perasaan mual, muntah-muntah, dan rasa gatal di sekujur tubuh. Kemudian dapat menjadi lebih parah berupa gangguan saraf, kesulitan bernafas, kelumpuhan, bahkan dapat berujung kematian.
Kendati memiliki racun berbahaya, alih-alih menjadi santapan lezat nan bergizi. Di beberapa negara seperti Jepang, Tiongkok, dan Korea ikan buntal menjadi hidangan restoran dengan syarat-syarat tertentu. Syaratnya, restoran yang menyajikan menu ikan buntal harus memiliki koki bersertifikat dari departemen kesehatan. Pengolahan ikan buntal diperlukan keahlian khusus agar tidak terjadi keracunan yang bisa menyebabkan kematian bagi orang-orang yang mengkonsumsinya.
Ikan Buntal Sebagai Hidangan Makanan
Ikan buntal (poro bibi) memang memiliki racun yang sangat berbahaya. Namun apabila cara pengolahan ikan ini dilakukan dengan benar, maka olahan ikan buntal akan menjadi makanan yang lezat dan bernilai gizi tinggi. Kandungan gizi yang terdapat pada ikan buntal sangat berguna bagi tubuh manusia diantaranya adalah asam amino, air, protein, lemak dan karbohidrat.
Dari beragam jenis ikan buntal, ada beberapa genus yang dapat dikonsumsi (dengan keahlian khusus). Jenis-jenis ikan buntal yang dapat dikonsumsi diantaranya adalah Takifugu, Tetraodon, Lagocephalus atau Sphoeroides, dan Diodon.
Secara umum cara pengolahan ikan ini hampir sama di semua negara. Sebelum diolah dan dihidangkan di atas meja, ikan ini perlu dibersihkan terlebih dahulu pada bagian perutnya.
Baca Juga: Pencipta Spongebob Meninggal Karena Amyotrophic Lateral Sclerosis
“Pembersihan perut diupayakan agar pada bagian perut buntal tidak pecah, lalu dibuang sehingga tidak meracuni dagingnya,” ungkap Larsuida dalam jurnal.
Setelah membuang isi perut, hati dan telur dipisahkan, sebab bagian tersebut masih dapat diolah menjadi sebuah masakan. Langkah selanjutnya adalah dengan mencuci ikan menggunakan air bersih sekurang-kurangnya tiga kali hingga seluruh bagian ikan buntal terlihat benar-benar bersih.
Hidangan ikan buntal dari Jepang bernama fugu sashimi. Makanan ini dipotong menggunakan pisau yang sangat tipis dengan teknik usuzukuri, sehingga irisan-irisan daging ikan buntal terlihat transparan. Olahan ikan buntal menjadi masakan favorit bagi penduduk Jepang, meskipun dahulu makan ini sempat dilarang oleh kekaisaran di negara tersebut.
Tampaknya kelezatan ikan buntal sepadan dengan risikonya. Pengolahan yang bijak akan menjadikan santapan ini aman untuk dikonsumsi.
Baca Juga: SpongeBob SquarePants dan Patrick 'Versi Nyata' Ditemukan di Atlantik
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR