Nationalgeographic.co.id—Tak seperti kerabatnya, buah-buahan lokal semacam buah mundu jarang mendapatkan apresiasi. Buah-buahan lokal dianggap kualitasnya tak sebagus buah-buahan impor dan hanya menjadi produk sampingan jika dilihat dari sudut pandang kehutanan. Padahal kandungan pada buah mundu dapat dijadikan pewarna alami yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Buah mundu dengan nama ilmiah Gracinia dulcis termasuk dalam famili manggis-manggisan atau Clusiaceae. Famili Clusiaceae ini tersebar luas di Asia Tenggara, Kaledonia Baru, Australia utara, Afrika utara, Madagaskar, Polinesia, Amerika tengah, dan Amerika Selatan. Sementara itu buah mundu adalah buah dari pohon asli Indonesia yang hanya tumbuh di Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
Pohon mundu hidup di habitat hutan primer, hutan dataran rendah, batu karang, pinggir sungai, dan dengan ketinggian 350 meter di atas permukaan laut. Buah mundu berbentuk bulat lonjong dengan ukuran diameter panjang 3 sentimeter dan diameter pendeknya 2 sentimeter. Buah ini dapat dimakan dan berasa masam.
Kandungan Pigmen dalam Buah Mundu
Tim ahli biologi Universitas Kristen Satya Wacana, yakni Dhanang Puspita, Yosephine Diana Tjahyono, Yunius Samalukang, dan Monika Rahardjo memaparkan hasil penelitian mereka berjudul "Potensi Buah Mundu (Garcinia Xanthochynus Hook.F.) Sebagai Penghasil Pigmen Alami". Penelitian ini terbit di LPPM Journal, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Jenderal Soedirman, 2017.
Mereka mengungkapkan, pada analisis biokimia daging buah mundu terdapat bahan kimia seperti asam askorbat, fenol, dan karotenoid. Karotenoid merupakan pigmen alami yang terkandung dalam buah dan sayur yang berwarna kuning, merah muda, dan merah.
“Terdapat dua kelas utama dari karotenoid yaitu: karoten (β-karoten dan α-karoten) dan xantofil yang merupakan turunan dari karoten. Karotenoid memiliki turunan berupa beta karoten yang merupakan prekusor vitamin A. Karotenoid juga berperan penting sebagai senyawa penangkal radikal bebas atau antioksidan,” demikian tulis Dhanang sebagai ketua tim peneliti.
Menurut penelitian, pada pigmen warna kuning atau karotenoid ini terdapat zeaxanthin yang merupakan pigmen utama dari jagung kuning, kuning telur, dan beberapa terkandung dalam buah dan sayuran kuning. Zeaxanthin dan lutein mempunyai peran dalam pencegahan degenerasi macula (bagian retina) yang disebabkan pertambahan usia, salah satu penyebab kebutaan. Zeaxanthin ini pada umumnya digunakan sebagai bahan tambahan pangan dan perwarna industri pangan.
Pada buah mundu yang sudah matang, terdapat pigmen kuning yang menjadi indikator akan keberadaan karotenoid. Dengan adanya karotenoid ini dapat menjadi potensi sebagai pigmen alami atau pewarna alami. Hal ini dapat menjadi pengganti pigmen kimia sintetis atau pewarna buatan yang biasa digunakan pada pembuakan makanan atau minuman dan beredar di pasaran. Tertulis dalam penelitian bahwa penggunaan pigmen kimia sintetis atau pewarna buatan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, pemicu kanker, dan keracunan.
Mengetahui Keberadaan Pigmen Buah Mundu
“Keberadan pigmen buah mundu yang beragam bisa diketahui dengan cara melarutkannya dalam pelarut. Pada penelitian ini menggunakan jenis pelarut aseton, karena memiliki sifat yang universal. Aseton bisa melarutkan pigmen yang bersifat polar, semi polar, maupun non polar,” tulis Dhanang.
Pada buah mundu yang sudah matang terdapat pigmen kuning, sedangkan pada buah mundu yang belum matang didominasi dengan pigmen hijau yang merupakan representasi dari keberadaan klorofil. Menurut penelitian, hal ini dikarenakan pigmen kuning yang mendominasi pada buah mundu yang sudah matang adalah pigmen zeaxanthin, keturunan karotenoid.
Baca Juga: Selidik Pemanfaatan Racun Alami Untuk Menuntaskan Pengobatan
Tak hanya pigmen kuning dan hijau saja yang dihasilkan buah mundu, ternyata pada hasil penelitian terdapat pula pigmen kelabu. Di mana pigmen kelabu ini adalah feofitin yang memicu perubahan pigmen kuning menjadi cokelat yang disebut dengan proses feofitinasi.
Pemanfaatan Buah Mundu
Meski tak sepopuler buah manggis yang masih satu famili, dalam penelitian ini yang bertujuan untuk membuktikan bahwa buah mundu juga dapat dimanfaatkan dan memiliki pro vitamin A dan antioksidan sebagai penangkal radikal bebas. Selain itu juga adanya potensi pemanfaatan buah mundu sebagai bahan tambahan pangan terutaman perwarna alami yang bisa memberikan apresiasi pada tumbuhan yang tidak banyak dikenal oleh masyarakat.
“Mundu sebagai tumbuhan asli Indonesia juga mendapat tempat, jika benar-benar dimanfaatkan dengan benar,” demikian papar Dhanang dalam jurnal tersebut.
Baca Juga: Mungkinkah Serangga Bisa Menjadi Alternatif Pengobatan di Masa Depan?
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | Ratu Haiu Dianee |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR