Baca Juga: Wanita Bangsa Celtic Terkubur Selama 2.200 Tahun dalam Peti Pohon
Baca Juga: Doktrin Druid Jadi Alasan Prajurit Celtic Tak Takut Mati dalam Perang
Ketelanjangan tersebut bahkan mungkin memiliki alasan praktis agar dapat bertarung tanpa batasan atau cara untuk memastikan luka tidak terinfeksi oleh kain kotor, salah satu masalah paling umum dalam menangani yang terluka di medan perang era kuno.
Namun, tidak semua prajurit Celtic adalah nudis—berperang dengan telanjang dada hingga telanjang bulat.
Banyak yang mengenakan tunik kasar, celana pendek, dan jubah, seringkali dengan pola kotak-kotak khas yang merupakan pendahulu dari tartan kemudian terlihat di Skotlandia dan Irlandia.
Prajurit dengan status lebih tinggi akan mengenakan perhiasan emas, perunggu, atau besi di leher dan pergelangan tangan mereka.
Banyak prajurit Celtic mengenakan kalung obor—patung Dying Gaul yang terkenal dari Museum Capitoline di Roma memakainya—dan ini kemungkinan merupakan simbol status dan kelas dalam masyarakatnya.
Torc kemungkinan juga merupakan simbolisme spiritual, tetapi mereka dengan senang hati dikumpulkan sebagai piala perang bagi musuh Celtic.
Simbol penting lainnya, sering dipakai sebagai lambang pada pelindung kepala atau sebagai desain pada baju besi dan perisai, termasuk cakram matahari atau roda, rusa jantan, kuda, anjing, gagak, banteng, dan babi hutan.
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Source | : | World History |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR